Â
Di awal kuhadirkan raut wajahmu
Yang mengurung seluruh pikirankuÂ
Bahwa aku terbayang-bayang dalam kenyataan yang semu
Dengan bertemu kamu adalah kesalahan yang menjadi guru
Â
Tak perlu sepatah kata yang keluar dari mulutmuÂ
Kenanganmu menjawab semua keputusanku
Karena kau adalah pena bagi semua duka abadikuÂ
Yang menjadi buku dan tersimpan rapi di semestakuÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!