Karena hanya memang DIA-lah yang mengerti kemampuan hambanya dalam menjalani segala perkara yang ada, terkadang Tuhan memberikan ujian yang berat ke kita, bukan karena DIA marah ataupun benci namun, dia tahu bahwa punggung kita lebih kuat dari yang lain.
Tapi yang perlu kita ambil dari ujian yang di berikan kepada kita bukan seberapa kuat punggung kita menerima ujian yang kita terima namu rasa ikhlas, sabar dan rasa syukur yang yang kita gunakan sehingga kita mampu melewatinya. Inilah kenapa seiring bertambahnya usia manusia kita harus semakin bijak dan pandai dalam menerima berbagai hal yang datang.
Inilah alasan mengapa yang membuat kami susah untuk melupakan perjalanan pada kali ini. Daerah dampit yang berada di dataran tinggi dengan pemandangan alam yang sangat cantik dan tak lepas dengan produksi kopi khas yang sangat terkenal di kota malang dan luar kota.
Di tengah - tengah perjalanan, saya dan Mas Ridwan sempatkan waktu untuk beristirahat. Kami istirahat di gubuk pinggir jalan yang kira – kira sudah lebih dari setengah perjalanan. Menghirup segarnya udara di dataran tinggi dan sebungkus rokok DJI SAM SOE yang kami nimkati bersama.Â
Suasana gemricik air sungai yang yang mengalir dan hijaunya alam di sekitar kami beristirahat saya dan mas ridwan seakan terhipnotis, membuat hangatnya pembicaraan di kala itu sampai lupa akan waktu yang seharusnya kami pukul 11.00 sudah sampai namun kami masih beristirahat di tengah perjalanan.
Setelah selesai beristirahat Saya dan mas Ridwan bersiap siap – siap dan bergegas kembali menuju tempat produksi kopi. Untung saja cuaca yang kami rasakan saat perjalanan cukup cerah dan tak terlalu terik. Serta kendaraan yang berlalu lalang di sekitar kami tidak begitu ramai, arkian kami sampai di lokasi pukul 12.00 tepat siang hari dengan bersaaman waktu masuk menjalan kan ibadah sholat dzuhur.
Pada Bagian ketiga mungkin cukup sampai disini, dan pada bagian keempat penulis gunakan sebagai penutup dari cerita di kota apel. Namun penulis tulis di lain waktu.
Terimakasih!