Mohon tunggu...
N.syofiy
N.syofiy Mohon Tunggu... Freelancer - ofi

a happy person.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Harus Berbeda?

10 Mei 2020   20:59 Diperbarui: 10 Mei 2020   20:58 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlibat diskusi kecil dipagi hari dengan kawan yang lama tidak berjumpa karena corona, iyaa kali ini aku harus menyalahkaannya karena menghalangi silaturahmi kami. Dan diskusi diakhiri dengan saling memuji, klasik. Tapi inilah powernya. Salah satu semangat untuk terus belajar, terus membumi dan terus berbagi. 

Disatu sisi ingin sekali menulis tanpa melibatkan gender, bahwa tulisan ini bisa diakui siapapun tanpa terbatas gender umur sosial dan jabatan. Sama halnya dengan ketika kita belajar pemasaran, bahwa prodak itu harus memiliki segmen pasar karena imposibble untuk menjangkau seluruh segmen pasar. Baik.

Eits bukan itu yang akan dibahas. Akhirnya sampailah untuk memutuskan bahwa tulisan ini adalah tulisan seorang perempuan yang ditulis untuk semua manusia tanpa terbatas segmen sosial usia bahkan jabatan, dan kiranya adik-adik yang sedang belajar membaca juga aman membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat.

Gimana? Apa reaksimu setelah membaca Versi Terbaik? Eh belum bacakah? Sedih nih :( Coba deh dibaca dulu biar, biar apaya. Hmmm biar kamu paham dan diterima puasanya aamiin. Gak nyambung maaf. Oke cukup.

Kawan, diskusi pagi ini diakhiri dengan kesimpulan:

"Bukankah menjadi berbeda itu menyenangkan? Dan perbedaan itu sangat dibutuhkan untuk menjalankan peran masing-masing"

Dan berakhir dengan saling melempar semangat bahwa kamu perempuan hebat, berpotensi dan cerdas. Menurutku kamu lebih siap lebih pantas lebih mengumpan dan argumenmu jauh esensial dan lebih bisa diterima. Tapi kamu jauh lebih cantik jauh lebih berprestasi. Sebenarnya kita semua memiliki kesempatan dan potensi yang sama kawan (ini ceritanya ada dua orang yang ngobrol ya).

Analoginya seperti ini, perbedaan itu seperti warna. Mejikuhibiniu. Sejak kapan kiranya warna itu ada? Siapakah yang memberi tahu bahwa warna bunga di profil laman ini namanya merah muda? Sejak kapan langit menjadi biru muda? Begitulah sempurnanya perbedaan, menunjukkan keindahan. Langit dengan awan biru dan awan kapas kapas putih *cmiiw lalu terbitlah senja dari barat. Komposisi perbedaan terindah ada di depan mata.

Katakanlah kamu adalah seorang pecinta merah muda atau hitam. All item harus merah muda dan tidak menolerir warna apapun. Pernah gak sih kebayang dunia ini hanya ada satu warna? Merah muda misal? Hmmm matahari merah muda, malam merah muda, bayam merah muda. Sepertinya kita tidak lagi bisa membedakan mana siang dan malam. Akankah masih sama indahnya?

Maka, kenapa kita harus berbeda? Karena berbeda adalah fitrah. Sama halnya sengan seorang wanita yang fitrahnya adalah melahirkan dan memasak. Sama halnya dengan pria yang fitrahnya adalah melindungi dan menafkahi. Karena berbeda itu indah, berbeda itu menyenangkan.

Berbeda pendapat? Kita bisa bertukar pikiran dengan membuka diskusi diskusi imut dengan sahabat. Berbeda genre bacaan? Kita bisa sharing tentang bacaan yang kamu baca dengan bacaan yang kawanmu baca. Berbeda ras suku dan warna kulit? Kita bisa bertukar adat dan kebiasaan. Tapi kalau beda pasangan jangan saling tukar yaa *naudzubillah.

Baiklah. Teruntuk wanita diseluruh nusantara, tetap kuat tetap sehat dan tetap hebat dengan cara kalian masing masing dan nikmati setiap prosesnya. Sekali lagi kalian adalah versi terbaik dari diri kalian, cintai dirimu terlebih dahulu sebelum kamu mencintai orang lain. Dan jangan sampai kita seperti istilah yang disebut Mark Manson dalam bukunya yang berjudul "The Subtle Art of Not Giving a F*ck" yaitu Coach Potato aka Pemalas. Malas hanya membuatmu tidak naik kelas (Unkown).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun