Ijinkan saya meng copy paste persis, tulisan Seruput kopi cantik dari seorang Yenny Indra (yang memang cantik di mataku), tulisan yang saya terima pagi ini.
Saya kira, antara memaafkan dan melupakan memang dilema buat banyak orang.
Catatan penting setelah membaca tulisan sahabat penulis Yenny Indra ini adalah :
Bekas luka memang terlihat tapi mengingatnya pun sudah tak terasa sakit; inilah tanda bahwa trauma luka nya sudah betul2 sembuh.Â
Selamat membaca dan berlega hati
Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Memaafkan Tapi Tidak Melupakan.
Kita sering mendengar,
"Saya sudah memaafkan dia, tapi tidak dapat melupakan apa yang telah diperbuatnya terhadapku".
Dulu saya berpikir bahwa orang yang memaafkan atau mengampuni kesalahan orang lain, berarti harus melupakannya.
Ketika masih mengingatnya, saya merasa bersalah. Berarti belum betul-betul mengampuni.
Joseph Prince memberi cara pandang yang baru dan membebaskan. Tuhan hanya meminta kita *to forgive*, mengampuni titik.
Tetapi iblis dengan licik menambahkan, *to forget* untuk melupakan.
Tugas kita hanya mengampuni/memaafkan agar kepahitan dan rasa sakit tidak lagi meracuni serta membebani kita.
Selebihnya, serahkan kepada Tuhan. Tidak ada perintah melupakan dari Tuhan.