Mohon tunggu...
Odi Yogya
Odi Yogya Mohon Tunggu... Freelancer - Pengepul arsip

Seorang pengepul arsip, belajar dari masa lalu dan masa kini, semua orang itu guru, alam raya sekolahku..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengamen Tugu Muda Semarang

23 Desember 2020   20:18 Diperbarui: 23 Desember 2020   20:33 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhir 96, inilah awal mula
bermula iseng, saat senja
kemudian malah jadi utama
"kerja sebentar, hasil luar biasa,
tak tuntas satu lagu, sudah bersuka,"
riang benar lelaki iseng itu menggoda
memancing anak-anak lain tuk mencoba

Jalan pintas bagi pemagang,
tak perlu ikut, hanya edarkan kantong ke penumpang
menghafal nada & kunci jelang pulang
dapat bagian tak cukup untuk bersenang
sekarang, ada cara lain untuk berjuang

(Ahai kota Semarang,
ini kali pertama lampu merah jadi ruang
bagi anak-anak para pendatang
yang di rumah telah dianggap hilang.
dari sini, cepat menjalar dan mengundang)

Tugu Muda, tugu perjuangan
anak-anak malang, turut terlarutkan
agar dapat tetap bertahan
mengarungi samudra kehidupan
yang lekat nuansa kekerasan

Bermula hanya senja, kemudian malam-pun juga
Taman Tugu Muda yang gondrong semakin gondrong
di sisi baratnya,  hampir usai renovasi istana
tentu kurang sedap dipandang mata, ganggu program keindahan kota
mulailah diburu, tak surut pula, apa mau dikata
Taman Tugu Muda, dipangkas, tidak gondrong lagi
rimbun pepohonan lenyap, pandang mata tembus lewati taman
pupuk kandang di sebar ke seluruh ruang, termasuk pula memenuhi dasar kolamnya.
anak-anak kreatif,  masih ada gedung kosong di situ
bekas Kantor Dinas Kesehatan dan Lawang Sewu.
tak gentar kini mereka jadi penunggu 

1997, krisis ekonomi, akhir tahun bertambah parah
orangtua di PHK, anak-anak 'terpaksa' turun gunung
mengisi ruang-ruang kota, termasuk Tugu Muda
anak-anak pendatang tertendang, semakin terbuang
hikayat pengamen hampir berakhir, peminta-peminta terlahir!

Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun