Mohon tunggu...
Yuli Susmi
Yuli Susmi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

pekerja swasta, domisili jakarta, senang menulis/seni,twitter @susmiyuli,https://www.facebook.com/yuli.susmiati,https://yulisussusmiati.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nekat Jual Sapi Demi Keadilan

27 Juni 2011   06:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di desaku, memang masih desa yang tergolong dalam kategori udik ( alias katrok habis),tapi masyarakatnya makmur-makmur lho, punya banyak ternak dan tanah pertanian padi yang sangat luas.

Suatu ketika, Pak parjo tetangga belakang rumahku terkena musibah, tidak  berat si malapetaka yang menimpanya, cuma kehilangan ayam sepetarangan( ayam beserta anak-anak ayamnya ), Pak Parjo emang orangnya masih kolot, gara-gara kehilangan ayamnya, pak parjo langsung lapor ke kelurahan, tapi alhasil kelurahan tidak mau menerima laporan tanpa bukti, sangkin keselnya pak parjo tanpa basa basi, langsung lapor ke polisi, jawabannya ya sama, laporan tanpa saksi dan bukti yang tidak kuat ya pasti tidak diterima.

Tapi sebenenarnya yang menjadi ganjalan hati pak parjo bukan masalah ayamnya yang hilang, tapi keadilan yang ingin pak parjo dapatkan sebagai seorang warga yang melaporkan unek-unek berbagai masalah ke pengayom desa( kelurahan) dan pelindung masyarakat ( kepolisian).

Akhirnya dengan akal sehatnya pak parjo nekat berniat ingin membeli keadilan.

Beliau rela menjual seekor sapi demi mendapatkan keadilan, hasil penjualan sapinya pak parjo gunakan untuk melaporkan kehilangan ayamnya. dan tepat dugaan pak parjo pihak kelurahan dan kepolisian siap sedia membantu mengusut dan menyelidiki pencurian ayam yang terjadi pada pak parjo.

Dalam hati pak Parjo tertawa geli melihat tingkah laku aparat pemerintah yang tak bermoral itu." wani piro?"

Hem..memang benar,..

Keadilan di negara ini sungguh benar-benar masih mahal harganya.

cuma kehilangan ayam, harus menjual sapi demi keadilan.

Yang kaya mendapat keadilanyang memuaskan , yang miskin makin teradili dengan ketidak berdayaan hidup.

Dimana nurani?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun