Mohon tunggu...
Ode Abdurrachman
Ode Abdurrachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Trading Blogger - Pemerhati Pendidikan | Ketua IGI Provinsi Maluku | Ketua Dikdasmen PDM Kota Ambon Guru, Pengajar, aktivis Muhammadiyah Kota Ambon

Selanjutnya

Tutup

Politik

Proxy War, Modus Perang Baru dan Konspirasi Jahat memecah Persatuan Bangsa di Tengah Keragaman

14 September 2015   23:55 Diperbarui: 15 September 2015   00:47 1915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia sebagai satu-satunya negara kepulauan di dunia yang dikenal dengan nusantara memiliki potensi sumber daya alam baik di darat maupun di laut yang melimpah dengan letaknya yang strategis sehingga menjadi incaran negara-negara atau kekuatan pihak ketiga untuk memanfaatkan potensi tersebut baik secara positif maupun negatif baik dengan jalan terselubung maupun invasi terang-terangan.

Keragaman budaya dan kekayaan yang melimpah di seantero nusantara adalah sasaran empuk bagi para penjajah atau kekuatan lain yang datang dari dalam maupun luar negara dan menjadi ancaman serius bagi keutuhan bangsa, tidak aneh kemudian berbagai konspirasi terkadang muncul sebagai skenario perang di era modern ini.

Dalam sejarah perjuangan mencapai kemerdekaan bangsa, sejak orde lama, hingga orde baru kemudian dilanjutkan dengan era reformasi hingga kini, Indonesia telah mengalami berbagai perang, seiring berkembangnya proses dinamika politik, sosial, hukum, ekonomi, bahkan budaya dari masa ke masa.

Dalam perkembangan selanjutnya tentu tidak terlepas dari gencarnya perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai temuan baru, revolusi industri, ekonomi, teknologi yang berdampak global termasuk juga perang yang terjadi di berbagai belahan dunia dan memiliki efek kuat menyasar sendi-sendi kehidupan kebangsaan dan peradaban bangsa.

Peranglah yang secara global turun menyumbang revolusi besar-besaran di berbagai belahan dunia, baik perang fisik maupun non-fisik sedikit banyak telah merubah cara pandang dan perilaku manusia yang berevolusi perlahan, kemudian juga merubah cara berfikir perilaku dan karakter budaya kehidupan berbagai bangsa terutama negara di Indonesia.

Jika perang konvensional mengandalkan kecanggihan mesin dan teknologi perang yang cenderung membutuhkan biaya yang tidak sedikit maka kemudian lahir konsep perang baru yang mengandalkan taktik dan strategi perang yang dikenal dengan perang proxy. Perang proxy atau proxy war adalah sebuah konfrontasi antardua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.

Saat ini di berbagai belahan dunia sedang terjadi berbagai perang atau konflik yang memanfaatkan pihak ketiga untuk memainkan skenario dengan modus perang jenis ini. Setidaknya saat ini berbagai perang yang terjadi di berbagai belahan dunia sedikit banyak telah mengganggu Instabilitas negara-negara kawasan, Asia, Afrika, Timur tengah, Asia hingga Indonesia.

Perang secara finansial atau ekonomi juga merupakan skenario perang jenis lain dari bagian perang proxy, yang melibatkan raksasa bisnis dengan komoditas tertentu atau investasi besar-besar dan melibatkan berbagai lembaga keuangan global sebagai dontaur yang juga bisa melemahkan dan menaikan perekonomian suatu bangsa.

Jika kita bisa berkaca, bahwa silih bergantinya orde kepemimpinan di negara kita adalah tidak terlepas dari proxywar yang sedang berlangsung. Ambil contoh lepasnya Timor-timur dari Indonesia, di tahun 1999, konflik bersenjata di Aceh, Papua, Ambon, Poso dan berbagai konflik horisontal lainnya di daerah adalah bagian dari proxywar yang dijalankan oleh kalangan tertentu yang mengeruk keuntungan dan kekuasaan. Tentu ke depan masih banyak modus yang seperti ini yang akan yang terus bergulir dari masa ke masa di berbagai negara bahkan di negara kita sendiri.

Gencarnya perang proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan nonstate actors dari jauh. Proxy war telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Olehnya itu diperlukan langkah prefentif atau pencegahan untuk menangkal modus perang baru ini dengan menginjeksi pengetahuan dan keterampilan berupa strategi praktis maupun jangka panjang untuk membekali berbagai elemen bangsa termasuk pemuda sejalan dengan kompetensinya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun