Mohon tunggu...
Ode Abdurrachman
Ode Abdurrachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Trading Blogger - Pemerhati Pendidikan | Ketua IGI Provinsi Maluku | Ketua Dikdasmen PDM Kota Ambon Guru, Pengajar, aktivis Muhammadiyah Kota Ambon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasianer Amboina (Koma), Kini Mitra Baru IGI Pro Maluku

19 Maret 2016   22:46 Diperbarui: 19 Maret 2016   23:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah

Rencana kelas pembelajaran dengan agenda Klinik Pembelajaran Penulis pemula yg sedianya berjalan dengan beberapa guru di kota Ambon bisa berjalan.
 Meski tidak semaksimal yang direncanakan dengan target 20 peserta guru dan calon guru. kenyataan berjalan hanya dengan beberapa guru saja. Meski demikian agendanya tetap berjalan dengan semangat berbagi. Masukan berharga kepada kami Pengurus IGI pro Maluku yang belum maksimal terkait waktu pelaksanaan dan jumlah peserta menjadi pelajaran berharga, bahwa hendaknya berjalan dengan tim yg kompak. Beberapa teman yg dihubungi, sedianya hadir mendadak batal karna pekerjaan pokok juga yg tak kalah penting. Paling tidak kita sudah memaksimalkan tetapi belum mendekati sempurna.

Beberapa catatan yg cukup menggembirakan adalah bahwa kami IGI pro Maluku, diberikan ruang untuk bersinergi dalam berbagai aktivitas pelatihan penulisan yg bekerjasama dengan komunitas Kompasianer Amboina, sebuah komunitas berbagi tulisan melalui cityzen journalism, yg dikelola langsung kawan kawan kompasiana atau sebutan lainnya kompasianer Amboina, (KOMA) dari kota Ambon. Komunitas jurnalisme warga yg terupdate terpopuler se-Asia Tenggara, yg salah satu versi cetaknya bisa dinikmati melalui harian KOMPAS.

[caption caption="motivasi berbagi, dimulai dari saat ini"][/caption]Kami IGI pro Maluku bangga bisa menjadi rekan sejalan dan program peningkatan kualitas guru, dalam hal ini upaya peningkatan kualitas guru melalui aktivitas penulisan dengan fasilitas jurnalisme warga. Selain karena kebutuhan profesi yang memaksa guru harus bisa menulis  dan melahirkan karyanya maka program ini kami sebut program perawatan guru, sebab profesi guru yang melekat pada seorang guru harus sesering mungkin dirawat agar tidak 'tumpul dan berkarat', harus sering diasah hingga tajam sehingga selalu siap untuk digunakan.

Melalui Kompasiana.com inilah lah diharapakna para guru bisa melahirkan tulisan awal bagi penulis pemula bisa mengorbitkan berbagai karya tulisan atau karya seni lainnya, dan otomatis bisa dipublis di komunitas penulis online terpopuler dan terbesar di Indonesia ini dan ajang ini bisa jadi merupakan langkah awal merangsang minat dan kebiasaan tulis menulis di kalangan guru sehingga tidak saja terpaku pada berbagai aktivitas di dunia maya melalui sosial media.

Peluang dan kesempatan kerjasama IGI Maluku dan Komuitas KOMA ini tentu bisa dibaca sebagai program maintenance berkelanjutan bagi profesi guru, bisa juga dimaknai sebagai inisiasi pemberdayaan guru terkait peningkatan mutu kepada kualitas yang mempuni, apalagi terkait dengan kompetensi profesi yang mewajibkan guru harus menguatkan literasi khusus pada minat baca dan tulis. Ini lah salah satu upaya untuk membangkitkan kembali pamor guru di seantero Maluku setelah divonis kualitasmya rendah berdasarkan hasil tes UKG Online 2015.

Program yg akan kami tawarkan kepada guru kemudin adalah bagimana merangsang/menstimuli para guru untuk mau menulis dalam kelas-kelas penulis pemula. Sehingga respon yg muncul bukan saja minat menulis tetapi penguasaan berbagai sumber untk jadi bahan yang akan ditulis. Sehingga ending-nya adalah peningkatan minat baca dan minat tulis, baru kemudian kita ke tahap selanjutkan peningkatan kualitas tulisan yg produknya adalah artikel bahkan karya jurnalistik atau lebih hebat lagi pada laporan karya tulis ilmiah.

[caption caption="Jempol dan berbangga bisa menyatukan dua komunitas yang bisa menginisiasi berbagai kegiatan penulisan bagi para guru di Maluku"]

[/caption]Jika tulisan berupa artikel bebas pun sulit dimulai maka saran Kawan2 KOMA adalah bisa dimulai dengan puisi atau karya sastra apapun yang biaa dipublikasi sebagai produk guru demi usaha peningkatan kualitas.

Sayangnya respon sebagian guru belum melirik aktivitas menulis ini sebagai salah satu cara meningkatkan cara agar terbiasa menulis. Pasalnya sebagai komunitas jurnalisme warga belum banyak terlihat pendidik atau guru terlibat menjadi penulis rutin.

Selain itu Kebanyankan guru masih menganggap kemampuan menulis adalah hal yg bisa diakali melalui 'jalur tikus', karna budaya dan mentalitas yg melonggarkan penulisan melalui 'ghost writer' maka ini sering juga berlaku pada mentalitas guru. Banyak yg mengambil jalan pintas menggunakan jasa makelar tulisan atau penulis yg mudah saja dibayar untk sekedar terlihat bahwa punya produk tulisan dan bisa menulis.

[caption caption="hasil salah satu inisiasi penulisan yang melahirkan produk buku"]

[/caption]Jika sudah pada level ini maka Tanggungjawab profesi kembali kepada guru. Hanya idealismelah yg akan mampu menggerakan budaya menulis ini. Namun jika ini dikembalikan kepada kemampuan profesional seorang guru, maka hak profesinya sesungguhnya sangat dipertanyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun