Mohon tunggu...
Osa
Osa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

IR

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sengaja Membuat "Yen" Loyo, Inilah Startegi Jepang Mengalahkan China

7 Mei 2021   16:37 Diperbarui: 7 Mei 2021   16:39 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: mata uang yen Jepang(Thinkstockphotos.com)

Kebangkitan China di bidang ekonomi pada akhir dekade ini membuat Jepang, sebagai negara di kawasan yang sama mengalami kemunduran. Jepang mengalami kemunduran dalam pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh kurs yen yang terus menguat tetapi tidak ada perubahan dalam kegiatan ekspor. Penguatan nilai tukar mata uang ini tidak selalu berdampak baik bagi perusahaan  ataupun negara. Fluktuasi kurs mata uang memiliki dampak pada eksposur ekonomi. Eksposur ekonomi memiliki artian tingkat suatu nilai saat ini arus kas dipengaruhi oleh fluktuasi kurs atau naik-turunnya nilai suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang lainnya.

Kebijakan Jepang dalam melemahkan mata uangnya direspon baik maupun tidak. Respon baiknya adalah, bahwa kebijakan ini bisa menolong Jepang dari resesi. Kemudian, jika kurs yen dilemahkan maka persaingan produk manukfaktur akan lebih mudah bersaing di pasaran global. Hal ini yang bisa memulihkan perekonomian Jepang dan juga berdampak pada membaiknya perekonomian global. Respon kurang mendukung atas kebijakan pelemahan kurs yen ini berasal dari negara lain yang bermitra dengan Jepang. Tentu perubahan kurs yen ini memengaruhi kinerja ekonomi saat menjalin kerja sama. Adanya dua dampak itu membuat Jepang dilemma di tahun 2013 untuk melakukan pelemahan mata uang yen atau mempertahankan mitra kerja sama agar tidak terkena imbas deflasi ini.

Kebijakan pelonggaran mata uang Yen di buat oleh Perdana Menteri terpilih yaitu Shinzo Abe. Dari tahun 2010 ekonomi Jepang sudah di bawah ekonomi China dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang di angka 5.474 triliun dolar AS sedangkan China telah mencapai 5.879 triliun dolar AS. Kekalahan dalam PDB itu kurangnya daya beli konsumen dan juga kurs yen yang terlalu tinggi. Tidak hanya itu, utang luar negeri juga turut serta dalam melemahkan perekonomia Jepang sebesar 235 miliar dolar AS. Karena sebab tersebut, keinginan kuat Perdana Menteri Shinzo Abe untuk bisa melemahkan mata uang Yen dan juga mengejar perekonomian China. Untuk menyukseskan strateginya tersebut, PM Abe mengajak kepada negara yang mau bersikap skeptis terhadap China dengan metode diplomasi di Asia Tenggara dan juga Australia.

Kebangkitan Cina dalam sistem militer dan juga di Asia Tenggara membuat PM Abe melakukan diplomasi pertamanya ke negara Vietnam, Thailand, dan juga Indonesia serta mengutusa utusanya yang lain untuk berdiplomasi ke negara lain. Misi PM Shinzo Abe adalah mengajak untuk mempertegas dalam konflik laut China Selatan dan juga menyebarkan kerja sama.

Upaya kedua yang dilakukan Jepang untuk menghentikan pengaruh Cina di ASEAN dengan menyebarkan nilai-nilai demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM). Nilai-nilai tersebut dirasa sulit untuk diikuti Cina sebagaimana Cina merupakan negara komunis yang tidak menerapkan nilai-nilai demokrasi. Upaya ketiga yang PM Abe lakukan adalah dengan memperkuat layanan, pergerakan modal dan juga penduduk untuk bisa membantu Jepang dalam memulihkan perekonomiannya serta turut mengembangkan perekonomian di negara Asia Tenggara. ASEAN merupakan jalan alternatif yang bisa Jepang tempuh disamping keadaan pasar Amerika Serikat dan juga Uni Eropa yang sedang kesulitan. Perdana Menteri Shinzou Abe melihat ASEAN sebagai organisasi yang solid untuk bisa diajak bekerja sama dan sebagai kawasan investasi yang memiliki prospek yang baik. Untuk itu Shinzou Abe ingin aktif dalam negara-negara kawasan Asia Tenggara dalam bidang ekonomi.

Bagi negara Indonesia, dengan adanya kebijakan kurs yen yang dilemahkan membuat Indonesia harus bisa bersikap waspada karena banyaknya investor asing yang sudah banyak mengambil perang dalam industri keuangan milik Indonesia. Banyaknya investor asing dalam menguasai surat berharga negara akan bisa membalikan arus modal secara tiba-tiba. Nilai mata uang Jepang yang turun membuat pemerintah Indonesia bersiap menerima produk Jepang lebih banyak masuk. Sektor industri dalam negeri harus diperkuat agar tetap bisa bersaing dengan produk Jepang yang masuk ke Indonesia.

Kebijakan Jepang dengan melemahkan nilai mata uangnya merupakan upaya untuk bisa mengejar ketertinggalanya dengan Cina. Karena sudah dua dekade ini, perekonomian Jepan tidak berkembang dikarenakan nilai mata uang yang menguat namun minat konsumen yang menurun. Pelemahan nilai mata uang ini akan memaksa Jepang melakukan banyak ekspor untuk bisa menyeimbangkan kembali dan tidak menimbulkan inflasi yang berkepanjangan.  

Tidak ada niat Jepang untuk mengacaukan perekonomian global, namun kebijakan ini tentu saja berpengaruh pada negara yang menjalin kerja sama dengan Jepang. Sasaran Jepang untuk menjalankan kebijakannya ini adalah ASEAN karena ASEAN merupakan wilayah yang menjadi pengaruh Cina. Selain membuat relasi kerja sama dengan Asean cara Jepang untuk mengurangi pengaruh Cina di ASEAN dengan menyebarkan nilai-nilai yang sulit dilakukan oleh Cina yaitu demokrasi dan HAM. Menyikapi kebijakan Jepang, Indonesia harus berwaspada untuk menghadapi bila ada perang nilai mata uang dan juga banyaknya investor asing yang menguasai perekonomian Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun