Mohon tunggu...
Octarens Alik
Octarens Alik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semuanya selamat datang, Terimakasih telah berkunjung ke profile saya!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Masalah Besar Indonesia Stunting

28 November 2022   01:00 Diperbarui: 28 November 2022   01:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dari berbagai masalah kesehatan yang masih terjadi di Indonesia pada saat ini, permasalahan gizi menjadi salah satu masalah kesehatan yang sulit diselesaikan di Indonesia, padahal jika tidak benar benar diperhatikan hal ini dapat memberikan dampak serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia. 

Salah satu masalah gizi di Indonesia yang menjadi perhatian utama ialah kejadian stunting. World Health Organization (WHO) mendefenisikan stunting sebagai gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. 

Seorang anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.

Dalam RISKESDAS 2018 yang menampilkan proporsi satus gizi buruk dan gizi kurang balita menurut provinsi, 2013-2018 grafik menunjukan tidak adanya perubahan yang signifikan  Hal ini terbukti dari  hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4% pada 2021. Dengan demikian, hampir seperempat balita di dalam negeri mengalami stunting pada tahun lalu.

Stunting merupakan salah satu masalah  besar terhadap negara Indonesia dikarenakan  Indonesia merupakan salah satu negara anggota PBB yang menerapkan  Sustainable Development Goals (SDGs) dimana SDGs ini berisikan 17 goals dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat tercapai secara keseluruhan pada tahun 2030 dimana pada Tujuan ke-2 yaitu Tanpa Kelaparan memiliki target untuk menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. 

Sampai saat ini harapan tersebut masih  berbanding terbalik dengan fakta masalah gizi yang terjadi di Indonesia utamanya tentang angka kasus kejadian stunting.

Menjadi sebuah pertanyaan mengapa kejadian stunting terus terjadi  dan bahkan cenderung meningkat. Apakah usaha usaha yang telah di lakukan oleh pemerintah sampai saat in untuk menurunkan angka kejadian stanting telah benar-benar berjalan dengan baik? apakah usaha pemerintah telah sejalan dengan usaha masyarakat pula untuk sadar dalam masalah pencegahan stunting ini. 

Data hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan dan BPS data anak-anak yan mengalami stunting tidak hanya terdapat pada wilayah yang terluar, terdepan dan tertinggal, tetapi juga terdapat pada wilayah perkotaan. Padahal dalam hal pencegahan stunting dapat dilakukan dengan cara 1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, 2. Beri Air Susu Ibu Ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan, 3. Dampingi ASI Eksklusif dengan makanan pendamping Air Susu Ibu (MPASI) sehat, 4. Terus memantau tumbuh kembang anak, 5. Selalu jaga kebersihan lingkungan. 

Salah satu program andalan yang dilakukan pemerintah untuk masalah stunting ini ialah posyandu menurut penulis hal ini merupakan Langkah yang baik dalam pencegahan stunting namun dengan fakta kejadian stunting yang meningkat menjadi persoalan Kembali bahwa apakah benar kegiatan posyandu sudah berjalan dengan baik dan di sambut baik oleh masyarakat atau tidak. 

Seluruh Kegiatan pencegahan ini dapat dilakukan jika masyarakat menganut prinsip perilaku sehat namun berdasarkan fakta di Indonesia sendiri kebanyakan masyarakat lebih memilih jika sudah merasakan sakit baru berobat di banding mencegah penyakit itu terjadi sehingga tidak perlu berobat.

Kegiatan untuk merubah perilaku masyarakat tidak sehat menjadi perilkau hidup sehat merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah, karena hal ini memang memerlukan tingkat kesadaran diri dari masing-masing orang untuk menjalankan perilaku hidup sehat Tak mudah memang untuk berubah namun bukan berarti tidak bisa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun