Mohon tunggu...
Yosi Octafred
Yosi Octafred Mohon Tunggu... Freelancer - Just Share #GoodNews

Discover Dream Design Destiny

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbahagialah Orang yang Membawa Damai

28 Mei 2019   08:00 Diperbarui: 1 Juli 2021   22:18 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbahagialah Orang yang Membawa Damai (unsplash/james coleman)

Dalam hal manusia sebagai objek, barakh lebih bersifat rahmat atau anugerah, dimana TUHAN dapat melimpahkan berkat (barakh) kepada manusia, meskipun manusia tidak layak untuk menerimanya, sedangkan ashar lebih spesifik, sebab manusia harus melakukan sesuatu untuk meraihnya.

Jadi, meskipun makna kata "berbahagialah" pada ayat ini nampaknya menekankan pada upaya mencukupkan kebutuhan diri seseorang, artinya tidak jauh dari apa yang sudah diungkapkan oleh Maslow, tetapi ajaran Yesus pada kalimat berikutnya memberikan perbedaan jelas, bahwa Ia sedang tidak menuntut seseorang untuk meraih kebahagiaan dengan jalan pemuasan diri.

Kata kedua, hoi eirēnopoioi, memberi penjelasan lebih dalam soal harapan Yesus. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menerjemahkan ayat ini "orang yang membawa damai", sementara dalam terjemahan-terjemahan bahasa Inggris umumnya diterjemahkan peacemaker (pembuat damai). 

Saya membaca dalam teks Peshitta, ayat ini diterjemahkan le‘avday shlama’, artinya "yang membuat damai" atau bisa juga "yang membaktikan diri untuk perdamaian".

Dengan kata lain, jika kita ingin bahagia, maka jadilah orang yang berorientasi pada kedamaian, baik dalam pemikiran, perkataan maupun tindakan kita. 

Kita dituntut untuk aktif sebagai pejuang-pejuang kedamaian, dan inilah sesungguhnya makna Injil itu. Injil dalam bahasa Yunani disebut euaggelion, atau secara harfiah berarti "kabar baik". Setiap orang Kristen dituntut untuk bisa menyebarluaskan kabar baik itu, dan salah satunya adalah mengenai perdamaian.

Saya salut ketika PGI memilih tema ini untuk rangkaian bulan oikoumene ini, terutama mempertimbangkan situasi dan kondisi bangsa kita yang sedang buruk akibat panasnya suhu politik, serta adanya pihak-pihak tertentu yang mencoba merusak kedamaian bangsa dan negara kita. 

Kita didorong untuk tidak bertanya "siapa yang harus saya ajak berdamai?", tetapi harus secara aktif menyerukan perdamaian. Setidaknya memulai dengan menyebarluaskan pesan-pesan damai melakukan media-media sosial dan berbagai kesempatan dimana kita punya peluang untuk bicara dan menyumbang ide/gagasan.

Proses pencoblosan sudah selesai, dan sudah ada wadah demokrasi di negara kita yang disediakan dengan berbagai jaminan konstitusi untuk menyuarakan tuntutan atas temuan-temuan kecurangan dan ketidakadilan. 

Maka, sudah selayaknya wadah-wadah itu digunakan dan dihormati selayaknya manusia yang beradab. Semua pihak, harus lebih concern pada persatuan dan kesatuan bangsa dibanding memuaskan nafsu kekuasaan yang ada. Perjalanan bangsa kita masih panjang, jangan sampai kita merusaknya dengan cara yang tidak sehat.

Untuk itu, tema PGI ini mengingatkan kita, baik kepada pihak yang memenangkan pemilu, maupun kepada mereka yang gagal, untuk fokus pada keutuhan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun