Mohon tunggu...
Yosi Octafred
Yosi Octafred Mohon Tunggu... Freelancer - Just Share #GoodNews

Discover Dream Design Destiny

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbahagialah Orang yang Membawa Damai

28 Mei 2019   08:00 Diperbarui: 1 Juli 2021   22:18 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbahagialah Orang yang Membawa Damai (unsplash/james coleman)

Kebutuhan yang rendah itu mencakup status, popularitas, pengakuan, reputasi, apresiasi, martabat bahkan dominasi, sedangkan kebutuhan yang tinggi yaitu prestise atau harga diri seseorang. Kita sulit untuk bahagia jika kita dianggap rendah oleh orang lain, apalagi jika harga diri kita diinjak-injak.

Kelima, self-actualization (aktualisasi diri), yaitu kebutuhan untuk membuktikan atau menunjukkan dirinya kepada orang lain. Pada level ini, seseorang akan merasa tidak bahagia jika ia tidak sanggup menunjukkan siapa dirinya dari segi potensi yang ia miliki. 

Dengan kata lain, apalah artinya punya segalanya, termasuk popularitas, dominasi bahkan harga diri, jika kita tidak bisa menunjukkan pada orang lain potensi yang ada dalam diri kita.

Dari semua hirarki kebutuhan ini, kita menangkap jelas bahwa kebutuhan utama manusia adalah fokus pada dirinya sendiri. Pada dasarnya, kita bahagia jika kita mampu memuaskan diri kita sendiri. 

Maka muncullah perintah "kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri". Dasarnya selalu pada diri kita. Kita memang digiring untuk memuaskan diri sendiri, disitulah kita menemukan kebahagiaan.

www.eleanorpalmer.camden.sch.uk
www.eleanorpalmer.camden.sch.uk
Tetapi pesan yang disampaikan dalam judul tulisan ini memiliki sudut pandang yang berbeda. Pesan ini saya kutip dari Injil Matius 5:9, yang selengkapnya tertulis "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah". 

Nats Injil ini dipilih oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sebagai tema perayaan ulang tahunnya yang ke-69 sekaligus menjadi tema bulan Oikoumene bagi gereja-gereja di lingkungan PGI.

Baca juga : Mereka yang Berbahagia

Dalam teks Yunaninya, ayat ini tertulis makarioi hoi eirēnopoioi, hoti autoi huioi Theou klēthēsontai, dimana ada dua kata yang menurut saya sangat penting untuk ditafsirkan, yaitu kata makarioi, yang diterjemahkan "diberkatilah" dan kata hoi eirēnopoioi, yang diterjemahkan "orang yang membawa damai".

Kata pertama, makarioi, bisa juga diterjemahkan "diberkatilah" atau "beruntunglah" (band. terjemahan bahasa Inggris: blessed). Dalam Perjanjian Lama berbahasa Yunani (Septuaginta) sering digunakan untuk menerjemahkan kata ashrē, yang juga dalam bahasa Ibrani bisa diartikan "diberkatilah". Saya pikir, menggali makna kata ini dalam terminologi Ibrani akan memperkaya pemahaman kita tentang makna kata makarioi di dalam Injil Matius ini.

Dalam terminologi Ibrani, ada dua kata kerja yang bisa mengungkapkan "berkat" (memberkati atau diberkati), yaitu barakh dan ashar. Perbedaannya, barakh biasanya digunakan, baik untuk TUHAN maupun manusia sebagai objek, sedangkan ashar, objeknya selalu manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun