Mohon tunggu...
Inovasi

Televisi Penyebab "Contraflow"

10 Desember 2018   07:26 Diperbarui: 10 Desember 2018   07:35 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kebudayaan mewakili segala sesuatu yang ada di suatu bangsa dan negara. Baik orang -- orangnya, daerahnya, maupun keseniannya. Kebudayaan juga merupakan sebuah warisan penting yang dimiliki oleh sebuah negara yang harus dilestarikan. Sebagai warga negara yang baik, seharusnya kita ikut melestarikan kebudayaan yang ada di negara kita masing-masing. 

Seperti yang kita ketahui, kebudayaan bukan hanya tentang kesenian, akan tetapi bahasa dan kebiasaan atau adat istiadat juga merupakan bagian dari kebudayaan yang harus kita lestarikan. Jangan hanya sibuk menyiapkan diri akan datangnya globalisasi sehingga kita melupakan kebudayaan kita sendiri. 

Para remaja biasanya sering melupakan kebudayaan yang ada di daerahnya dengan alasan bahwa kebudayaan itu jadul dan tidak kekinian. Seharusnya kita harus bisa menerima adanya kebudayaan lokal di daerah kita dan juga kebudayaan luar yang datang karena adanya globalisasi. Sehingga tidak terjadi kebudayaan yang 'jomplang'.

Penyebaran kebudayaan sangat berkembang baru-baru ini. Bukan hanya kebudayaan lokal saja, akan tetapi juga kebudayaan luar. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini juga sangat mendukung perkembangan penyebaran kebudayaan. Baik dibawa oleh manusianya (imigran) maupun melalui media elektronik seperti misalnya televisi. 

Penyebaran kebudayaan melalui televisi biasanya melalui tayangan film atau serial (sinetron). Di Indonesia sendiri penyebaran kebudayaan luar sangat merajalela. Karena pemilik stasiun televisi di Indonesia kebanyakan adalah milik pribadi. Jadi mereka bebas menayangkan apapun yang dapat menguntungkan mereka. Meskipun sudah ada regulasinya, para pemilik stasiun televisi ini tetap memilih tayangan yang menguntungkan baginya. 

Misalnya saja di stasiun televisi A lebih banyak menayangkan siaran acara negara luar daripada siaran acara dari negaranya sendiri. Hal itu memang menguntungkan bagi pemilik stasiun televisi, tetapi itu sudah melanggar regulasi yang berlaku di Indonesia. Akan tetapi sampai saat ini tidak ada tindakan tegas dari pemerintah yang membuat pemilik stasiun televisi itu jera sehingga menaati regulasi yang ada.

Bukan hanya budaya luar yang masuk ke Indonesia akan tetapi kebudayaan Indonesia juga berkembang di negara lain. Mengingat banyak warga Indonesia yang bekerja di luar negeri, maka terbesit lah di fikiran para pemilik stasiun televisi untuk memasukkan tanyangan Indonesia ke stasiun televisi negara lain. 

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi mereka yang bekerja di luar, karena mereka bisa menikmati tayangan yang sesuai dengan budayanya sendiri. Jadi dia tidak kesulitan memahami jalan cerita dan bahasanya. Selain itu hal ini juga akan sangat menguntungkan bagi pemilik stasiun televisi itu sendiri.

Penyebaran kebudayaan ini tidak hanya berjalan satu arah, akan tetapi berjalan dua arah. Jadi seolah-olah kita melakukan pertukaran kebudayaan dengan negara lain. Pertukaran budaya ini terus menyebar dan menyebar dari waktu ke waktu. Penyebaran budaya yang berjalan dua arah seperti ini tentunya memiliki dampak yang bermacam-macam, ada dampak yang positif dan adapula dampak yang negatif. 

Dampak positifnya antara lain kita dapat mengerti dan mengetahui budaya - budaya dan kebiasaan mereka di negara lain, kebudayaan kita juga menjadi dikenal di negara lain. Sedangkan dampak negatifnya adalah terlalu banyak budaya barat yang masuk ke Indonesia dan seringkali ditirukan oleh anak-anak atau remaja, atau kebudayaan yang ada di Indonesia ditiru atau bahkan dicuri oleh negara lain. Tapi hal yang paling ditakutkan adalah budaya barat (luar) akan menguasai kita dan akan mengikis kebudayaan lokal kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun