Poso adalah sebuah kota kecil di Sulawesi Tengah yang teratur. Sejak tahun 1998-2002, kota ini seakan menjadi “neraka”, karena dilanda konflik kemanusiaan. Kehancuran akibat konflik terlihat dimana-mana. Tapi itu dulu. Sekarang, keindahan kota itu kembali lagi. Gelar “nirwana” bagi Poso sudah kembali seperti sedia kala.
Kota ini dikenal sebagai “nirwana” bagi Sulteng, karena dulu sebelum terjadi konflik tahun 1998, segala yang diinginkan wisatawan ada di kota ini. Mulai dari wisatanya sampai kehidupan malamnya, tersedia di sini.
Di sekitar Poso terdapat beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi, khususnya bagi mereka yang suka berenang atau meyelam salah satunya adalah Pantai Madale yang
terletak sekitar 5 Km di timur Poso. Lebih jauh ke timur, pada jarak 20 Km dari Poso, terdapat Pantai Matako dengan pasir pantainya yang putih. Sedangkan Pantai Toini terletak 7 Km dari Poso ke barat. Pantai ini populer, karena sejumlah rumah makan yang menyajikan hidangan laut yang lezat.
Ketiga pantai ini dapat dicapai dengan kendaraan umum dan ojek dari terminal di dekat pasar Poso, dengan tarif yang relatif murah.
Sekitar 40 Km dari Poso ke arah timur terdapat Desa Tombiano yang memiliki gua besar yang dihuni kelelawar. Juga di Maranda yang terletak sekitar 47 Km barat Poso terdapat air terjun kecil dan juga sumber mata air panas di mana pengunjung dapat berenang. Belum lagi Goa Tampemadoro terletak 22 Km di selatan Poso, di jalan yang menuju ke Tentena.
Untuk menuju ke lokasi gua dan air terjun tersebut, Anda dapat menumpang kendaraan umum dari terminal Poso ke tujuan yang sesuai, dan mintalah sopir untuk menurunkan Anda di lokasi yang dituju.
Desa Lembomawo, terletak sekitar 4 Km di selatan Kota Poso, Anda akan dimanjakan dengan segala jenis ukiran kayu hitam atau ebony (Dyospiros celebica). Disinilah pusat kerajinan ukiran kayu eboni itu berada. Dari Lembomawo Anda dapat berjalan kaki (4 Km) ke Desa Ranononucu melalalui dua jembatan gantung.
Danau Poso dan Festival
Di Poso, terdapat pula sebuah danau, yang disebut Danau Poso. Berdasarkan hasil penelitian, danau ini adalah yang terbesar ketiga di Indonesia, yang memiliki luas sekitar 32.300 hektar dengan kedalaman rata-rata 500 meter. Danau Poso memiliki panjang 32 Km dan lebar 16 Km. Letak danau yang berada pada ketinggian 657 meter di atas permukaan laut.
Danau ini memiliki keunikan, karena berpasir putih dan kuning keemasan serta bergelombang seperti laut. Panorama alam di sekelilingnya sangat indah dan perbukitan serta hutan di sekitarnya berdiri tegak memagari danau.
Danau Poso terletak di Kota Tentena, Kecamatan Pamona Utara, dan keberadaan danau yang indah ini menjadi salah satu alasan utama orang singgah di Tentena, dan Pendopo yang masing-masing terletak di ujung utara dan selatan Danau Poso. Kedua tempat ini dihubungkan dengan sarana transportasi reguler penyeberangan danau. Wisatawan dapat berjalan-jalan menyusuri kawasan pedesaan di sekitar danau, atau menyewa perahu mengelilingi danau.
Tentena terkenal dengan belut dengan panjang mencapai dua meter. Hewan ini tinggal di dasar danau dan banyak yang keluar mengikuti arus air menuju sungai. Belut ini menjadi salah satu kuliner terkenal dan paling dicari saat berkunjung ke Tentena.
Pada setiap bulan Agustus digelar acara Festival Danau Poso yang merupakan acara budaya yang terbesar di wilayah ini. Festival ini diikuti oleh sebagaian besar masyarakat desa yang berada di daerah yang indah ini, juga oleh seluruh kabupaten/kota di Sulteng. Tapi, tahun ini festival itu ditunda karena bertepatan dengan Bulan Ramadhan.
“Oleh karena itu, pada tahun 2010 ini kamu menggelar Festival pada bulan Oktober ini. Segala persiapan sudah matang dan siap dilaksanakan,” kata Syuaib Djafar, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulteng.
Danau Poso juga terkenal karena memiliki taman anggrek hitam yang tumbuh secara alami, yang bernama Taman Anggrek Bancea yang memiliki koleksi anggrek liar. Taman ini dapat dicapai dengan berjalan kaki (11 Km) atau menumpang mobil sewaan ke Taipa dari Pendolo.
Lokasi wisata Air Terjun Saluopa berada di suatu kawasan hutan dekat Tentena di mana terdapat sejumlah jeram, air terjun dan beberapa kolam dengan airnya yang bening sejernih kristal.
Air Terjun Sulewana terletak 12 Km dari Tentena . Untuk mencapai tempat ini wisatawan dapat menempuh dengan kendaraan lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 3 Km. Airnya sangat deras. Lantaran itu, PT Bukaka membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air berkapasitas besar. “PLTA di Sulewana sudah pada tahap rampung siap beroperaso,” kata Bupati Poso, Piet Inkiriwang.
Masih di Tentena, terdapat dua gua lainnya, yaitu Gua Pamona dan Gua Latea. Disini menjadi salah satu obyek wisata yang unik, karena gua ini menjadi tempat menyimpan mayat sejak ratusan tahun lalu seperti halnya dalam kebudayaan Toraja, Sulawesi Selatan.
Bupati Poso, Piet Inkiriwang mengatakan, semua keindahan alam ini memang sengaja diciptakan Tuhan untuk Poso. “Sangat disayangkan jika kita tidak mau datang ke Poso dan menikmati karunia Tuhan itu,” katanya.
Oleh karena itu, Bupati Piet Inkiriwang mengajak semua orang untuk bisa datang ke Poso pada momentum Festival Danau Poso yang akan dimulai tanggal 29 Oktober 2010 ini. Cara untuk dapat sampai di Poso sangat mudah. Dari Jakarta, kita bisa menggunakan pesawat terbang dari Cengkareng. Dari situ, kita bisa terbang langsung ke Palu selama tiga jam, lalu kemudian meneruskan perjalanan ke Poso dengan menggunakan mobil. ***