Mohon tunggu...
Ahmad Ihwan Kamil
Ahmad Ihwan Kamil Mohon Tunggu... Musisi - apatis bersuara

Sekumpulan suara bisu yang menggema, saling bersahutan dalam senyap, lalu menjadi raungan di malam yang tak terbentuk.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ego yang Belum Purna

5 Januari 2022   07:01 Diperbarui: 5 Januari 2022   07:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merangakak dalam diam, bersembunyi segala angan yang terpendam, terpental dalam-dalam bersama ribuan asa yang terbungkus bayangan. Biarkan angin menari, menikmati waktu yang tak kunjung sepi. Meraih segala usaha untuk tetap terbaca. Mencuri waktu di tiap hembusan nafas yang tersengal. Mengalah demi ego yang belum purna.
..
Hai waktu, bisakah kau merangkak pelan, menikmati angin malam yang kebiruan. Atau suara binatang yang kesepian. Atau bisakah kau menunggu di depan jalan yang alpa akan keramaian.
..
Rumah-rumah menjadi lukisan menarik di mata para roman yang hampir kaku. Hiasan langit yang kebiruan tak lagi tertawa, diam membisu di awan durjana yang lupa aksara. Seni menjadi mati, ditertawai zaman, dilompati arloji yang hampir mati. Deburan suara tak berkesudahan melintas keras di telinga, berbisik pelan berkata tegas. "Habislah kau habis maka kau akan mulai sekali lagi".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun