Mohon tunggu...
Oca Restavia
Oca Restavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Bimbingan Konseling Islam Universitas Al-Azhar Indonesia

Mulai membiasakan diri untuk lebih sering menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern dalam Manajemen Stres

17 Januari 2022   11:09 Diperbarui: 17 Januari 2022   11:27 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Stres merupakan fakta dalam kehidupan, sehingga orang sering mengatakan"stres menandakan adanya kehidupan". Tanpa mampu mengelola stres dengan baik, maka bukan kehidupan yang lebih baik yang akan dijalani, akan tetapi mengakibatkan depresi, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk bunuh diri. Untuk menghindari terjadinya stres, maka perlu dianalisis faktor-faktor penyebab stres. Sementara jika kondisi penyebab stres tidak mungkin dihindari, maka perlu mengelola stres, sehingga tidak menjadi distress (stres berdampak negatif), akan tetapi menjadi eustress (stress berdampak positif).  

       Dalam tulisan ini, penulis akan mengintegrasikan manajemen stres dengan pemikiran islam dan ilmu pengetahuan. Integrasi pemikiran Islam dan teori Ilmu pengetahuan modern ini merupakan langkah akademik keilmuan bagi pencarian titik temu kebenaran pesan wahyu dalam al-Quran dan Sunnah Rasul dengan bukti-bukti empirik teori ilmu pengetahuan modern. Dasar integrasi menurut pemikiran Islam bertolak dari pandangan bahwa baik wahyu al-Quran (ayat quraniyah) sebagai kalam Allah maupun fenomena di alam semesta dengan segala keteraturannya berdasarkan mekanisme hukum alam (sunnatullah) yang merupakan ketetapan Allah. Allah sebagai sumber yang sama wahyu, Kalam Allah dan alam semesta ciptaan-Nya dipandang sebagai basis titik temu antara kebenaran pesan wahyu al Quran dengan bukti-bukti saintifik ilmu pengetahuan tentang ciptaan Allah di alam semesta. Artinya, ayat-ayat qauliyah quraniyah wahyu Allah dan ayat kauniyah ciptaan-Nya di alam semesta merupakan satu kesatuan terintegrasi yang sama-sama bersumber dari Allah.

       Dalam ilmu pengetahuan modern, JW Santrock mendefinisikan stres sebagai respon individu terhadap situasi dan peristiwa yang dianggap mengancam. Segala sesuatu yang menyebabkan seseorang mengalami stres itu dinamakan stressor. Menurut Coleman terdapat tiga sumber yang dapat dimasukkan dalam kategori stressor, yaitu frustasi, konflik dan tekanan (pressure). Henry Parker (2007) menampilkan 10 cara yang sehat untuk mengatasi stres dari hasil survey, sebagai berikut:

  1. Accupressure. Pijatan-pijatan pada titik tertentu akan membantu Anda menstimulasi titik-titik penyembuhan dan membantu Anda untuk rileks, serta membantu meringankan kepenatan.
  2. Olahraga. Olahraga sangat efektif untuk membantu mengatasi stres karena berolahraga akan memperlancar peredaran darah dan membuka jantung untuk menerima lebih banyak oksigen.
  3. Hobi. Jika seseorang mengalami stres berat, maka cara yang baik untuk melepaskan stres tersebut adalah dengan menyalurkannya dalam bentuk hobi.
  4. Minum Air Putih. Hanya dengan minum satu atau dua gelas air putih akan sangat membantu Anda untuk lebih rileks dan dengan cairan tubuh yang cukup.
  5. Pijat. Jika pijat merupakan cara terbaik bagi Anda untuk melepaskan diri dari stress, maka mulailah menyalakan lilin aroma therapy dan lakukan pemijatan selepas Anda beraktivitas seharian.
  6. Meditasi. Cara paling ampuh untuk mengatasi stress adalah meditasi karena meditasi dapat membantu seseorang untuk menjernihkan pikiran dan berkonsentrasi pada ketenangan alam sekitarnya.
  7. Makan makanan yang bergizi. Pada saat kita dalam kondisi stres, makan secara teratur dan makanan yang mengandung karbohidrat rendah akan sangat membantu menjaga keseimbangan gula darah. Makan makanan yang mengandung terlalu banyak karbohidrat bukanlah hal yang baik karena akan meningkatkan kandungan insulin dalam darahyang akan menyebabkan Anda merasa lelah.
  8. Sex merupakan salah satu cara untuk mengatasi stres. Akan tetapi yang harus diperhatikan bahwa dalam ajaran Islam, sex harus disalurkan pada pasangan yang terikat dalam ikatan pernikahan.
  9. Tidur. Kelelahan bukan kondisi yang bagus untuk mengatasi stres. Kondisi kurang tidur akan membuat Anda melihat masalah secara berlebihan dan memperburuk situasi.
  10.  Terapi. Dengan mengunjungi ahli terapi secara teratur akan sangat membantu Anda mengatasi stres.

       Sedangkan dalam pemikiran islam, Islam mengenalkan stres di dalam kehidupan ini sebagai cobaan. Allah SWT berfirman di dalam surat Al Baqarah (2) ayat 155 yang artinya "dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". Datangnya cobaan kepada diri kita inilah yang akan dirasakan sebagai suatu stres (tekanan) dalam diri, atau disebut juga sebagai beban.

       Banyak contoh dalam keseharian kita bentuk-bentuk cobaan ini, misalnya kematian, sakit, dan kehilangan. Bukan hanya kondisi yang buruk menjadi cobaan, namun kekayaan, anak, kepandaian dan jabatan juga menjadi cobaan bagi manusia. Surat Al-Baqarah ayat 10 menyatakan kondisi stres dan gangguan psikologis yang mengikuti manusia sebagai penyakit hati. Lebih jelasnya berbunyi "dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta". Penyakit hati ini diartikan sebagai sifat kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap orang lain. Sifat dan perasaan ini menjadikan seseorang senantiasa merasa terancam oleh sesuatu yang sesungguhnya dapat dihindari.

       Dalam kajian pemikiran islam, stressor yang paling mempengaruhi diri manusia adalah stressor internal yaitu kondisi hati (Qalbu) yang berubah-ubah. Oleh karen itu diperlukan penstabil internal. Adapun yang dapat menenangkan dan menentramkan Qolbu yaitu dzikir, wirid dan riyadoh.

  1. Dzikir

       Dzikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat). Firman Allah SWT dalam surah Ar-Rad ayat 28 yang artinya: "orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram".

       Berbicara tentang tahapan dzikir, Ibnu Atha'illah mengatakan, berdzikir dengan ungkapan kata-kata tanpa rasa hudhur disebut dzikir lisan, berdzikir dengan merasakan kehadiran qolbu bersama Allah disebut dzikir qalbu, sementara berdzikir tanpa menyadari kehadiran segalas esuatu selain Allah disebut dzikir sirr. Itulah yang disebut dengan dzikir khafiy.

2. Wirid

      Wirid adalah serangkaian bacaan doa yang dipanjatkan setelah sholat fardhu. Adapun wirid adalah amalan yang dikerjakan di dunia secara tetap dan tertib di dunia ini, juga berupa ibadah secara tertib, termasuk dzikir yang dikerjakan secara terus-menerus, tidak pernah ditinggalkan. Ada berbagai macam bacam yang dipakai dalam wiridan, meski demikian yang terpokok biasanya terdiri dari tiga lafadz yaitu: Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar.

      Selain itu, terdapat dua amalan wirid dzikir yang dapat dilakukan agar hati menjadi tenang. Pertama dzikir "Hasbunallah wa ni'mal wakiil", dan kedua dzikir "la haula wala quwwata illa billah". Allah SWT berfirman: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah". 

3. Riyadoh

      Kata Riyadhoh terambil dari kata Ar-Riyadhu. Ar-Raudhu semakna dengan At-Tamrin yang mengandung arti: latihan atau melatih diri. Dalam riyadhoh, kita berlatih untuk membiasakan diri melaksanakan ibadah-ibadah mahdhoh (ritual) dan ghairu mahdhoh. Sehingga, kedua macam ibadah itu menjadi budaya hidup kita sehari-hari.

      Riyadhoh atau disiplin asketis atau latihan kejuhudan dipahami oleh ibnu Arabiy sebagai: tahdzibul akhlak (pembinaan ahklak) yaitu tankiyyatuha watathiiruha mimma laa yaliiku biha (penyucian danpembersihan jiwa dari segala hal yang tidak patut untuk jiwa). Karena itu riyadhoh adalah alat dan bukan tujuan.

       Dari pemaparan di atas, kita bisa memahami bahwa dalam mengelola atau manajemen stres, kita bisa mengintegrasikan cara-cara pengelolaan stres berdasarkan pemikiran islam dan ilmu pengetahuan modern. Tetapi hal ini bukan berarti kita mencampuradukan keduanya begitu saja. Kita sebagai umat islam tetap harus menjadikan syari'at islam sebagai solusi utama dalam segala permasalahan yang kita alami.

Referensi

Muslim, Moh. "MANAJEMEN STRES UPAYA MENGUBAH KECEMASAN MENJADI SUKSES." ESENSI, 2015: 148-149.

Nurhayati Djamas, M. Ghozali Moenawar, Tata Septayuda Purnama. Modul Mata Kuliah Islam Lintas Disiplin Ilmu. Jakarta: Universitas Al-Azhar Indonesia , 2021.

Sugianto. "MANAJEMEN STRES DALAM PERSPEKTIF TASAWUF." Jurnal Kependidikan Islam , 2018: 154-168.

      

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun