Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ormas dan Pengerjaan Proyek

6 Maret 2025   13:49 Diperbarui: 6 Maret 2025   18:05 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengerjaan Proyek ( PIXABAY.COM/bridgesward) 

Pengerjaan proyek bangunan selalu menjadi aktivitas yang kompleks dan penuh tantangan. 

Dalam setiap proyek konstruksi, baik itu pembangunan rumah, ruko, maupun gedung bertingkat, ada banyak faktor yang harus diperhatikan, mulai dari perencanaan, pengadaan material, hingga pengerjaan di lapangan. 

Namun, di luar aspek teknis tersebut, ada berbagai dinamika sosial dan ekonomi yang kerap mempengaruhi kelancaran proyek.  

Salah satu tantangan utama dalam pengerjaan proyek adalah masalah birokrasi dan perizinan. 

Proses perizinan yang panjang dan kadang berbelit-belit sering kali menghambat pelaksanaan proyek. 

Di banyak kasus, keterlambatan izin bisa menyebabkan penundaan pembangunan dan meningkatkan biaya operasional, yang pada akhirnya membebani pengembang dan kontraktor.  

Selain itu, pekerja di lapangan juga menghadapi berbagai kendala yang sering kali luput dari perhatian. 

Mereka harus bekerja dalam kondisi yang kadang tidak ideal, seperti cuaca ekstrem, keterbatasan alat pelindung diri, serta tekanan dari tenggat waktu yang ketat.

Hal ini semakin diperburuk dengan adanya keterlambatan pembayaran upah akibat anggaran proyek yang membengkak.  

Di beberapa kota besar, fenomena "uang keamanan" yang diminta oleh kelompok tertentu, termasuk ormas (organisasi masyarakat), menjadi tantangan tersendiri bagi proyek-proyek pembangunan. 

Dengan dalih menjaga keamanan proyek, kelompok-kelompok ini sering meminta sejumlah uang dari pengembang atau kontraktor, yang pada akhirnya menambah beban biaya proyek.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun