Mohon tunggu...
Nashyatul Zahwa
Nashyatul Zahwa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember 2019

191910501046

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evaluasi Sumber Daya Lahan Desa Selopanggung Kabupaten Kediri untuk Kegiatan Pertanian

4 Mei 2021   22:50 Diperbarui: 4 Mei 2021   23:07 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Evaluasi sumber daya lahan merupakan salah satu pendekatan yang berfungsi untuk menilai potensi sumber daya lahan. Dalam merencanakan suatu penggunaan lahan yang digunakan untuk meningkatkan produksi tertentu, khususnya peningkatan produksi pertanian harus dilakukan dengan tepat agar sesuai dengan daya dukung lahannya. Kesesuaian lahan pertanian akan menjaga keberlanjutan produksi pertanian. Sedangkan lahan dengan daya dukung yang tinggi diharapkan dapat dimanfaatkan secara intensif untuk berbagai macam kegiatan, khususnya untuk kegiatan pertanian.

Desa Selopanggung adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri yang memilki luas 220,77 ha. Jumlah penduduk Desa Selopanggung adalah 4.545 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki sejumlah 2.259 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 2.286 jiwa. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Selopanggung adalah petani. Hal ini disebabkan mayoritas penggunaan lahannya adalah pertanian pertanian. Jadi, sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian desa.

Adapun potensi dari Desa Selopanggung yang terletak di Kecamatan Semen adalah menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kediri Tahun 2010-2030, Kecamatan Semen termasuk dalam kawasan agropolitan Segobatam yang mana selain Kecamatan Semen juga terdapat Kecamatan Grogol, Banyakan, Tarokan, dan Mojo. Komoditas unggulan kawasan agropolitan Segobatam adalah ubi kayu dan mangga podang. Potensi lainnya adalah tersedianya saluran irigasi yang lancar dan tersedianya sumber air sepanjang tahun. Akan tetapi, terdapat masalah-masalah yang terjadi pada lahan pertanian yang ada di Desa Selopanggung, yaitu sering adanya hama yang menyerang tanaman komoditas pertanian.

Selanjutnya, dalam evaluasi sumber daya lahan Desa Selopanggung akan menggunakan analisis kesesuaian lahan untuk mengukur kecocokan sebidang lahan untuk pengunaan lahan tertentu (Abdullah, 1993). Analisis kesesuaian lahan terbagi dalam tingkatan kelas sebagai berikut :

  • Kelas S1 berarti sangat sesuai (highly suitable)
  • Kelas S2 berarti cukup sesuai (moderate suitable)
  • Kelas S3 berarti sesuai marginal (marginally suitable)
  • Kelas N1 berati tidak sesuai saat ini (currently not suitable)
  • Kelas N2 berarti tidak sesuai selamanya (permanent not suitable)

Berikut merupakan hasil analisis dari setiap komponen untuk menentukan kesesuaian lahan Desa Selopanggung untuk kegiatan pertanian :

  • Topografi : Kondisi topografi di Desa Selopanggung relatif datar dengan kelerengan 0-40% sehingga cocok untuk kegiatan pertanian.
  • Jenis Tanah : Jenis tanah yang ada di Desa Selopanggung adalah litosol coklat kemerahan pada bagian barat desa dan mediteran coklat kemerahan pada bagian timur. Jenis tanah litosol coklat kemerahan tergolong jenis tanah yang rawan longsor.
  • Sifat Fisik Tanah : Tekstur tanah di Desa Selopanggung didominasi kelas lempung liat berpasir yang termasuk kelas struktur agak halus.
  • Curah Hujan : Curah hujan di Desa Selopanggung cenderung tinggi dengan rata-rata curah hujan per bulannya adalah 177,08 mm.
  • Kondisi Drainase : Kelas drainase di Desa Selopanggung termasuk dalam kategori kelas drainase lambat dan cepat.
  • Sifat Kimia Tanah : pH tanah di Desa Selopanggung berkisar 6,5-7 sehingga termasuk dalam derajat keasaman tinggi dan tergolong tanah alkalis. Sedangkan N total tanah bervariasi antara rendah hingga tinggi.

Dari hasil evaluasi diatas, dapat diketahui bahwa Desa Selopanggung tergolong dalam kesesuaian lahan kelas S3. Artinya, Desa Selopanggung sesuai marginal yang memiliki pembatas serius untuk menerapkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Pembatas tersebut akan mengurangi produksi sehingga lahan membutuhkan lebih banyak masukan yang diperlukan dari kelas S2. Pembatas yang dimaksud adalah kondisi medan (terrain) yang meliputi kelerengan, bentuk relief, dan batuan di permukaan. Untuk mengatasi pembatas yang  ada diperlukan campur tangan dari pemerintah setempat dan pihak swasta. Dengan begitu, kegiatan pertanian layak untuk diusahakan pada kesesuaian lahan kelas S3.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun