Mohon tunggu...
Nyoman Witasta
Nyoman Witasta Mohon Tunggu... Konsultan - Belajar Menuis

Petroleum Geologist, Pemerhati Bidang Hulu Migas, Konsultant dan Dosen

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jalan Keluar Peningkatan Produksi Minyak Nasional

3 Desember 2021   12:55 Diperbarui: 3 Desember 2021   13:18 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Produksi minyak nasional terus menurun dilain pihak konsumsi terus meningkat, akibatnya impor minyak selalu membebani APBN. Upaya eksplorasi belum memberikan hasil yang signifikan sesuai target temuan "giant discovery". Upaya menggenjot Produksi dengan  teknologi EOR juga belum berhasil bahkan menemui beberapa kendala. 

Sampai kini pemerintah tengah berupaya mencari jalan keluar untuk mengatasai kesenjangan produksi dan permintaan minyakbumi untuk mendukung pencapaian target produksi 1 Juta barrel minyak per hari (bopd) dan 12 miliar standard kaki kubik per hari (bscfd).

Upaya peningkatan produksi melalui penerapan teknologi "enhanced oil recovery" (EOR) sudah sejak lama dicanangkan. Persiapan berupa kajian menuju pelaksanaan EOR sudah banyak dilakukan, mulai dari kajian geologi-geofisika dan reservoir, kajian terhadap kesesuaian  metode yang akan dilakukan seperti jenis kimia maupun gas Co2, kajian laboratorium dan bahkan ada yang sudah melakukan percobaan lapangan (field trial) ataupun pilot skala kecil, untuk menguji hasil analisa laboratorium apakah sesuai dengan kondisi lapangan.  

Ada yang sudah berhasil dengan baik dan di benerapa lapangan ada yang tidak berhasil karena ternyata kajian laboratorium tidak sesuai ketika dilakukan percobaan di lapangan.

Bagi yang berhasil percobaan lapangannya tentu akan dilanjutkan menuju aplikasi penuh di lapangan (full scale) namun disini menemui kendala dari sisi ketersediaan atau kesiapan produk kimia yang akan digunakan. 

Khusus lapangan Minas, semua studi dan perencanaan sampai berhasilnya pilot projek sudah dilakukan oleh Chevron, namun sampai sekarang Pertamina belum bisa mendapatkan rumusan atau ramuan kimia yang digunakan, bahkan Chevron tidak bersedia memberikan teknologinya ke Pertamina. 

Dengan kondisi demikian maka tentu akan membutuhkan waktu panjang untuk mendapatkan jenis kimia tertentu yang sesuai dengan karakteristik fluida maupun reservoir, sampai bisa diaplikasikan secara penuh di lapangan Minas.

Sementara itu khusus untuk EOR CO2 juga masih tahap kajian penerapan dan kaitannya dengan "carbon capture, utilization and storage" (CCUS). Persoalan tersebut tentu akan bisa mengancam keberhasilan target peningkatan produksi minyak nasional.

Salah satu jalan keluar dari kebuntuan peningkatan produksi minyak nasional adalah,  sambil menunggu implementasi EOR yang telah dicanangkan, segera melakukan terobosan baru untuk   berpaling keteknologi lain yang lebih simpel, sudah tersedia di Indonesia dan bisa langsung menghasilkan produksi dalam waktu relatif lebih singkat.

Teknologi tersebut bisa langsung diaplikasikan di lapangan lapangan yang tidak termasuk sebagai target EOR dan masih ada ratusan lapangan migas dan puluhan ribu sumur yang mempunyai potensi bisa ditingkatkan produksinya.

Terbuka pula peluang peningkatan produksi dari lapangan yang mengandung minyak berat (API gravity 13-27) yang estimasi cadangannya sekitar 1,1 milyar barel atau sepertiga dari total cadangan terbukti, sebagian besar tersebar di Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan (ESDM, 2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun