Ngapain Lu Lihat-Lihat
DN Sarjana
"Ngapain lu lihat-lihat aku. Emang ada yang aneh?" Alesa membuat Junet gelagapan. Junet tak mengira mata Alesa tidak setajam mata elang. Padahal Junet hanya melirik dalam hitungan detik. Itupun kepalanya Junet rasa tidak bergerak.
"Aaa..nuu, aku sesaat ada nyamuk di pipimu."
"Truuus, kamu mau ngusir nyamuk dengan menamplak pipiku ya?"
Uuuh, Alesa tidak tedeng aling-aling bicara. Dia nyerocos saja. Kalau saja ada orang lain di kantin sekolah, pastilah jani rame. Syukur hanya Mbah Sum yang jualan di kantin.
Alesa langsung bancut dari tempat duduk, meninggalkan Junet sendirian. Junet merasa tidak enak dengan sikap Alesa seperti itu.
Tapi, gimana Junet bisa marah, karena ia sudah lama memberi perhatian sama Alesa. Cuman Alesanya licin kayak belut. Lagian Alesa terkesan tidak sedikitpun menaruh perhatian kepada Junet.
Mungkin waktu bicara lain. Tiga hari setelah peristiwa di kantin. Alesa mengalami musibah di belakang sekolah. Biasa lah. Anak SMA pasti soal rebutan pacar.
Entah siapa yang memberi kabar burung, Alesa digosifkan merebut pacarnya Liza. Kontan saja kabar ini cepat meluas.
"Alesa, kamu perempuan tidak tahu diri. Kalau mau ngerasa cantik, ngapain rebut pacar orang? Cari dong lelaki sesuai seleramu."
Iih, mentang-mentang. Siapa yang ngerebut pacar orang? Apalagi pacar kamu yang tampang picisan." Jawab Alesa dengan suara bergetar. Ia berusaha menahan amarah dalam hatinya.