Mohon tunggu...
Nyoman Prawati Iswari
Nyoman Prawati Iswari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi UNJ

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pendidikan Progresif John Dewey dalam Pembelajaran Jarak Jauh

12 Januari 2021   17:22 Diperbarui: 12 Januari 2021   17:29 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Pandemi Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona. Covid-19 berdampak ke berbagai negara termasuk Indonesia. Pemerintah mengambil tindakan dengan mengeluarkan kebijakan -- kebijakan seperti lockdown  daerah yang masuk ke dalam zona atau wilayah penyebaran Covid-19 yang tinggi. Kemudian physical distancing agar masyarakat terhindar virus secara kontak fisik. Covid-19 juga memberikan dampak kepada seluruh kelembagaan salah satunya yaitu lembaga pendidikan. Pondasi untuk kemajuan suatu bangsa yaitu dengan pendidikan karena yang menuntun manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Sehingga dikeluarkannya kebijakan -- kebijakan dalam pendidikan oleh pemerintah yaitu dengan membatasi lembaga pendidikan secara tatap muka sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19. Sebagai pengganti pembelarajan tatap muka yaitu dengan diberlakukannya sistem dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

       Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pendidikan yang diajarkan secara jauh tanpa ruang kelas secara fisik. Pembelajaran Jarak Jauh dibuat agar peserta didik atau mahasiswa dapat belajar dengan virtual memanfaatkan teknologi informasi menggunakan berbagai platform video meeting. Belajar dari rumah melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020, Pembelajaran Jarak Jauh memberikan pengalaman belajar bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh kurkulum kenaikan kelas maupun kelulusan. Kemudian memfokuskan pendidikaan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.

       Perubahan yang sangat cepat dalam pendidikan memberikan sebuah culture shock bagi tenaga pendidik maupun peserta didik karena belum diiringi dengan persiapan yang maksimal. Sehingga diperlukannya adaptasi untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh secara online. Selain itu, pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terdapat kekurangan seperti interaksi antara pengajar dan peserta didik yang bersifat satu arah yang menyebabkan kurangnya keaktifan, pemahaman materi yang tidak sepenuhnya dapat dimengerti, penyesuaian kurikulum dan kurangnya mengembangkan kesadaran peserta didik akan menguasai pembelajaran karena adanya berbagai keterbatasan akses atau fasilitas pembelajaran.

       Ide dan gagasan yang dikemukakan John Dewey pada pendidikan progresif yaitu pertama memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara perorangan. Kedua, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman. Ketiga, guru memberikan dorongan semangat dan motivasi bukan hanya perintah dimana guru memberikan penjelasan tentang arahan kegiatan pembelajaran yang merupakan kebutuhan peserta didik. Keempat, guru mengajaksertakan peserta didik dalam berbagai aktivitas kehidupan belajar disekolah yang mencakup pengajaran, administrasi dan bimbingan. Kelima, guru memberikan arahan dan bimbingan sepenuhnya agar siswa menyadari bahwa hidup dinamis dan mengalami perubahan cepat (Hidayat,2013;44).

       Jika dikaitkan pendidikan progresif John Dewey dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih menjadi sebuah tantangan. Mengapa demikian, karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada saat ini belum sepenuhnya menjadikan pembelajaran secara aktif dan kritis dalam mengeluarkan pendapat atau interaksi antara guru dan peserta didik. Dapat dicontohkan saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menggunakan platform online masih terdapat peserta didik yang hanya mendengarkan atau membaca apa yang diberikan oleh guru tanpa mengkritisi atau bertanya sebagai pemahaman terhadap pembelajaran. Guru harus lebih mengajaksertakan peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan stimulus untuk memotivasi peserta didik agar dapat berdialog demokratis.

       Pendidikan progresif yang dikembangkan menginginkan kurikulum lebih fleksibel berdasarkan minat pesera didik. Dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik agar potensi yang ada dalam diri peserta didik dapat berkembang. Peran guru sangat diperhatikan untuk menyesuaikan kurikulum sesuai dengan minat dan perkembangan peserta didik.  Dengan harapan mampu mengeksplor kemampuan, dan kecerdasan dari peserta didik.  Guru harus memandu dan menjadi fasilitator. Pentingnya keterlibatan peserta didik dalam guru mentransfer materi sehingga dapat memberikan pembelajaran positif walaupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

       John Dewey menyebutkan kurikulum diartikan keseluruhan pada pengalaman, yang tak terarah dan terarah, tertumpu kepada perkembangan individu atau latihan pengalaman langsung secara sadar digunakan oleh sekolah untuk melengkapi dan menyempurnakan kelebihannya.(Hidayat,2011;21). Pentingnya pembelajaran dengan pengalaman karena dapat membuat peserta didik menjadi lebih paham dengan materi yang disampaikan. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sehari -- hari dan menyesuaikan dengan lingkungan menjadikan sebuah pendidikan karaker. Walaupun pembelajaran tidak dilaksanakan secara tatap muka dikelas atau sekolah, pengalaman pembelajaran dapat dilihat dari keadaan saat ini. Dimana, guru dapat menghubungkan kaitan antara keadaan saat ini yaitu Covid-19 dengan materi pembelajaran. Sehingga guru dapat melihat perkembangan peserta didik melalui respon yang diberikan oleh guru terkait materi.

Kesimpulan dan Saran

       Pendidikan progresif John Dewey memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar dari pengalaman, bebas dan berkembang. Guru memotivasi dan menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Adanya Covid-19 memberikan dampak kepada lembaga pendidikan karena harus melaksanakan pembelajaran lewat online. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pembelajaran jarah jauh dengan secara virtual menggunakan berbagai platform sebagai kebijakan oleh pemerintah. Tantangan pendidikan progresif terdapat dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dimana kurangnya proses pembelajaran yang demokratis. Sehingga kurangnya pembelajaran dua arah antara guru dan peserta didik.

       Seharusnya dengan pendidikan progresif John Dewey dapat tetap dimanfaatkan dan menjadi peluang dalam Pembelajaran Jarak Jauh. Dengan kurikulum yang fleksibel mengeksplor peserta didik sesuai dengan minat. Guru lebih dapat memberikan dorongan kepada peserta didik dengan memfasilitasi dan menyampaikan materi dikaitkan dengan pengalaman peserta didik yang menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena adanya Covid-19. Kemudian membangun partisipasi dan keaktifan peserta didik dengan diskusi tetapi tetap menyenangkan tanpa membuat peserta didik menjadi tertekan. Dengan hal seperti itu guru dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan cara fleksibel dan natural.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun