Mohon tunggu...
Nyoman YudhiGunawan
Nyoman YudhiGunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Mayadenawa yang Berkaitan dengan Hari Raya Galungan

18 Juni 2022   22:01 Diperbarui: 18 Juni 2022   22:07 2655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada zaman dahulu terdapat sebuah cerita mitologi Hindu Bali dikisahkan bahwa di Pulau Bali terdapat raksasa yang sangat sakti dan ditakuti oleh semua masyarakat..Mayadenawa melarang semua masyarakat atau umat Hindu Bali untuk melakukan persembahyangan ke pura untuk memuja dewa/ida sang hyang widi, karena Mayadenawa ingin semua masyarakat menyembah dia.Karena banyak dari masyarakat yang masih menyembah dewa.Para dewa yang melihat hal tersebut merasa sangat geram terhadap tingkah laku Mayadenawa tersebut, maka diutuslah Bhatara Indra untuk turun ke marcapada (Dunia) untuk menemui dan menghabisi raksasa Mayadenawa tersebut.Ketika Bhatara Indra sudah berada di sebuah tempat yang memiliki tingkat kemiringan yang cukup terjal, di sanalah dia berhasil menjumpai Mayadenawa. Namun Mayadenawa sangat angkuh dan sombong, bahkan dia mulai melawan bhatara indra .Karena mayadenawa ini berani untuk melawan,maka Bhatara Indra pun bergegas menyerang Mayadenawa, karena kehebatan dan kesaktian yang dimiliki oleh Bhatara Indra, maka Mayadenawa kewalaham dibuatnya. Lalu ia berlari berusaha menjauhi.sang maya denawa ini sempat bersembunyi dan berkali-kali dia melakukan penyamar dia sempat menyamar menjadi pusung atau daun kelapa yang masih muda,menjadi jantung pisang,menjadi batu besar,menjadi manuk raya,hingga akhirnya dia menjadi batu paras yang dimana batu paras ini di panah oleh dewa indra hingga akhirnya mayadenawa ini dapat dikalahkan yang dimana darah nayadenawa ini mengalir menjdai sebuah sungai yang Bernama tukad petang Demikian kisah atau cerita mitologi Hindu Bali yang menjadi dasar dari perayaan Hari Raya Galungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun