Mohon tunggu...
Fathoni  Ashari
Fathoni Ashari Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Suka dengan desain grafis, edit foto, video, oprek seputar komputer dan menulis, walaupun semuanya masih amatiran.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sadari Pembajakan Software dan Mencoba Software Alternatif

4 Januari 2017   04:58 Diperbarui: 4 Januari 2017   05:44 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi pengguna windows tentu tidak asing dengan software keluaran adobe, corel, microsoft, sony, cyberlink, avid, dan masih banyak lainnya tergantung profesi dan kebutuhan masing masing. Begitu pula software yang di tawarkan sangat membantu pekerjaan kita, sampai kita di buat ketergantungan dan bahkan pekerjaan kita akan berantakan jika tidak di bantu dengan software tersebut.

Pernah kita berfikir bagaimana cara membuat program atau software tersebut hingga bisa kita manfaatkan, pernah juga berfikir butuh berapa orang, berapa lama dan berapa biaya yang di keluarkan dalam pembuatan suatu software. Sampai pada berapa keuntungan yang di dapat dari software tersebut. tapi beberapa dari kita tidak berfikir bagaimana software tersebut menghasilkan keuntungan, jika keuntungan software dari penjualan berarti yang menggunakan software tersebut adalah yang membeli. Sampai pada berarti selaku pengguna aku yang membeli software, tapi aku tidak pernah merasa membeli software ini. Semua sudah tersedia ketika pembelian sebuah laptop atau komputer, atau semua sudah tersedia bersamaan ketika instalasi ulang windows oleh tukang servis. Oww... berarti aku membeli software ini bersamaan dengan pembelian atau instalasi ulang windows.

Masih banyak orang yang mempunyai pikiran seperti itu, dan tentunya masih banyak pula orang yang tidak memikirkan sampai kesana. Sebagai pengguna software kita merasa diuntungkan dan merasa bangga bisa menguasai suatu software yang sesuai keahlian kita. Tapi mari kita pikirkan lagi apakah kita ini sudah benar benar membeli software tersebut, atau apakah software yang kita gunakan ini legal dan bisa di gunakan sesuka hati. Nah masalah ini yang bakal saya angkat menjadi pembahasan.

Statisik The Cost Of Software Piracy
Statisik The Cost Of Software Piracy
Seperti yang dilansir oleh Statistia dalam The Cost Of Software Piracy menempatkan Indonesia sebagai pengguna software unlicensed terbanyak jika di bandingkan yang negara lain. dengan menempati angka 84% berarti sebagaian besar pengguna software di Indonesia masih kurang akan kesadaran untuk memakai software berlisensi. maka dari itu perlu adanya perubahan, walaupun jujur bukanlah hal yang mudah tetapi setidaknya mencoba.

Saya tidak melabeli diri saya sebagai pengguna software yang sepenuhnya benar, sadar bahwa saya tidak bisa sepenuhnya menjadi contoh yang baik. Tapi maksud saya hanya berbagi informasi dan barangkali dari anda yang belum tahu akan hal ini. Bukan maksud untuk menyinggung siapapun. Tapi lebih untuk sharing informasi dan tidak hanya sekedar sharing tetapi saya juga ingin memberi solusi atas permasalahan ini yang barangkali bisa membantu

Sebelum masuk ke dalam pembahasana mungkin pembaca penasaran berapa sih harga software atau program-program yang biasa ada di laptop atau komputer kita. Berikut saya berikan beberapa screen capture beberapa software yang biasa terinstal di laptop atau komputer

Harga Cinema 4D R18 - Bukalapak
Harga Cinema 4D R18 - Bukalapak
Harga Microsoft Office
Harga Microsoft Office
Harga Windows
Harga Windows
Harga CorelDraw Graphic Suite x8
Harga CorelDraw Graphic Suite x8
Harga Adobe Collection
Harga Adobe Collection
Dari screen capture tersebut kita tahu bahwa ternyata software yang kita gunakan setiap hari harganya bisa semahal itu. Terus apa kita yakin kita mau membeli jika harga yang di tawarkan seperti itu, terus apa mungkin waktu kita instal ulang dengan rentan harga 100-300 ribu rupiah yang di dalamnya sudah terdapat banyak sekali software. Terus muncul di pikiran kita bagaimana bisa software yang begitu mahalnya bisa di dapatkan dengan begitu murahnya, lalu muncul pertanyaan apakah software tersebut di dapat secara resmi?

Dari pertanyaan pertanyaan tersebut bisa di logika bahwa, hanya orang yang mampu dan mau membeli sofware dengan harga sedemikian rupa. Apa kita mau membeli software tersebut, ya kembali kepada diri kita sangup atau tidak untuk membeli dan mau atau tidak atau lebih tepatnya atas dasar kesadaran. Terus apakah waktu kita instal ulang dengan harga rentang 100-300 ribu itu softwarenya resmi dan legal? Untuk itu saya tidak tahu apakah itu resmi atau tidak, tetapi jika melihat harga yang di tawarkan tentu andalah yang bisa menentukan itu resmi atau tidak. Melihat resmi atau tidak, bukan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan software tersebut, tetapi bagaimana cara mendapatkan lisensi atau aktivasi software tersebut. apakah dengan cara membeli atau dengan manipulasi menggunakan sejenis crack ataupun patch. Saya tidak bilang itu salah, karena saya bukan orang yang berhak melabeli bahwa seperti itu salah. Melainkan tergantung setiap individu dalam menyikapinya.

Lalu pernahkah anda berfikir kira kira ada software alternatif apa tidak ya, untuk menggantikan software software yang harganya mahal tersebut, software yang serupa tapi gratis. Untuk menjawab pertanyaan tersebut bisa saya katakan iya tetapi tidak sepenuhnya. Sebenarnya banyak sekali software yang sifatnya freeware dan open source yang bebas di gunakan dan di sebarluaskan bahkan di kembangkan. Tetapi jika melihat kemampuan atau fitur yang di bawa oleh software freeware tidak selengkap dan sebagus software berbayar.

Jujur untuk sepenuhnya meninggalkan software berbayar mungkin sangat susah. Tetapi apa salahnya jika kita mulai mencoba sedikit demi sedikit. Mungkin pertama kita bisa mencari software yang sifatnya freeware dan mulai untuk mengisnstalnya. Semisal contoh Microsoft Office bisa kita ganti dengan Open Office atau Lainya, Corel Draw bisa kita ganti Inkscape dan masih banyak software lainya.

Atau jika ingin melakukan perubahan yang lebih jauh. Jika pekerjaan kita tidak menuntut software berbayar. Yang semula kita memakai system operasi windows beralih ke sistem operasi linux. Linux sendiri sistem operasi bersifat terbuka artinya boleh di pakai secara gratis di sebarluaskan dan di kembangkan. Banyak sekali macam macam linux atau sering di sebut distro linux. Yang mungkin paling sering di kenal adalah ubuntu, open suse, slak, kali, dll.

Walaupun dalam penggunaanya pertamakali mungkin sangat perlu belajar, mulai dari cara penginstalan sampai penggunaan. Karena linux dan windows adalah suatu sistem operasi yang sangat berbeda. Tetapi dari segi interface software saya rasa tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan linux. dan mungkin banyak perangkat keras laptop atau komputer yang tidak dapat dikenali akibat tidak tersedianya driver.

Setelah pergantian sistem operasi di laptop dan komputer kita menjadi linux, rentunya aplikasi di dalamnya bisa mengikuti aplikasi yang compatible dengan linux yang biasanya juga bersifat freeware. Dan tentunya software yang kita pakai atau yang kita gunakan adalah legal.

Kesimpulanya adalah kita harus tahu tentang program atau software yang ada di laptop atau komputer kita, kita harus tahu bagaimana cara kita menyikapi dengan software yang mungkin bisa dikatakan tidak resmi dan juga bisa menyikapi dengan permasalahan tersebut. walaupun tidak sepenuhnya kita bisa terlepas dari penggunaan software berbayar, tapi setidaknya berusahalah mencoba memakai software alternatif jika belum mampu membeli software berbayar. Tapi semua itu kemabli kepada individu masing masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun