Mohon tunggu...
Erny Kusuma
Erny Kusuma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka kuliner dan jalan-jalan, kemudian diurai dalam sebuah artikel.

Penikmat indahnya wisata alam Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kunjungan Bolang ke Desa Penghasil Susu Segar di Batu

5 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 5 Mei 2019   06:21 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat menikmati segelas susu, pernahkah berpikir bagaimana proses segelas susu hadir digenggaman dan siap minum? Ternyata tidak semudah saat kita menyeruputnya dan dalam hitungan detik susu tak tersisa.

Susu segar (dok.Rico)
Susu segar (dok.Rico)

Perjalanan susu dari mulai diperah hingga siap dinikmati bisa dibilang cukup panjang. Dan tentu saja membutuhkan waktu dan kesabaran. Untuk melihat proses tersebut belum lama ini beberapa anggota Bolang (Blogger Kompasiana Malang) diberi kesempatan untuk melihat dari dekat proses pemerahan susu. Termasuk jalan-jalan ke gudang tempat makanan bergizi buat sapi-sapi perah. 

Bagaimana pengalaman menarik itu, tentu saja bisa dibaca ulasannya. Simak ya ...

Kampung Penghasil Susu Desa Brau di Balik Bukit

Desa Brau, Gunungsari, Bumiaji  Batu sebenarnya tak begitu jauh dari pusat Kota Batu. Namun karena menuju kesana harus melalui jalan yang berliku dan tak mulus, sehingga terkesan jauh. Padahal tak lebih dari 3 km dari pusat keramaian kota Batu.

Di desa penghasil susu ini terdapat 70 0rang peternak. Masing-masing orang rata-rata memiliki 5 ekor sapi perah. Untuk setiap harinya peternak susu ini usai memerah akan menyetorkan susu ke sebuah tempat. Yakni Koperasi Margo Makmur Mandiri.

(Dok.pri)
(Dok.pri)

Menurut pengurus koperasi tersebut, Yanuar, setiap hari masuk sekitar 2000-2500 litet susu segar. Pihaknya akan mencatat jumlah susu yang disetorkan oleh petani dua kali sehari yakni pagi dan sore hari.

Susu yang disetor peternak (dok.pri)
Susu yang disetor peternak (dok.pri)

Di buku besar oleh petugas dicatat yang kemudian per 10 hari uangnya akan dicairkan atau diambil peternak. Untuk per liternya akan dihargai berdasarkan grade-nya atau tingkatannya, yakni kualitas terbaik dihargai Rp 5.400, kualitas sedang Rp 5.000 sedangkan kualitas rendah antara Rp 4.500-Rp4.700/liter.

(dok.pri)
(dok.pri)

Susu yang sudah disetor ke koperasi kemudian disterilkan dalam mesin. Baru keesokan harinya dikirim ke Pasuruan. Kalau menurut data, penghasilan kotor para peternak susu sapi perah ini kurang lebih Rp 1.200.000/10 hari.

Siap kirim (dok.pri)
Siap kirim (dok.pri)

Melihat Langsung Proses Pemerahan Susu Sapi

Kami datang ke desa Brau sekitar pukul 16.00. Kenapa sore hari? Karena memang jadwal pemerahan susu pagi hari sekitar pukul 06.00 dan sore pukul 16.00. Sore itu kami tak membuang kesempatan untuk melihat proses itu.

Di kandang sapi salah satu penduduk, kami langsung ambil posisi. Tentunya agar lebih jelas karena suasana agak temaram alias usai hujan. 

Nah sapi-sapi ini menurut Ali yang menjadi guide dadakan, juga tidak suka suara gaduh atau berisik. Sehingga kami membagi 2 kelompok untuk mengintip proses perah susu tersebut.

(dok.pri)
(dok.pri)

Awalnya bagian bawah perut sapi dibersihkan dengan air. Tepatnya sekitar puting sapi betina yang akan diperah. Kemudian oleh peternak diberi wadah atau ember untuk menampung susu. 

Secara kasat mata terlihat tangan peternak dengan gerakan lincah memerah susu sapi betina. Tak lama wadahpun terisi susu segar, kemudian ditampung diwadah khusus susu.

Perah susu sapi (dok.pri)
Perah susu sapi (dok.pri)

Melihat banyaknya produksi susu segar di desa Brau ini menggelitik tanya kami, kok setiap hari bisa berproduksi ribuan liter? Ternyata memang Sapi-sapi tersebut dirawat dan diperhatikan gizi makanannya. Dibantu penduduk setempat kami diantar ke gudang tempat penyimpanan makanan bergizi untuk sapi.

Lokasinya tak jauh dari koperasi Margo Makmur Mandiri. Tepatnya disebuah bangunan semi permanen yang berjarak 100 meter dari koperasi. 

Disana terdapat berkarung-karung makanan sehat untuk sapi perah. Antara lain bungkil sawit, konsentrat, wafer  expired, sari gandum, kotoran ulat, polar, ampas kecap dll. Masing-masing makanan memiliki fungsi seperti sari gandum untuk membuat sapi agar cepat gemuk sedangkan mineral dan kalsium untuk tulang sapi.

Makanan Sapi (dok.pri)
Makanan Sapi (dok.pri)
Menurut guide, semua sapi di desa Brau ini
pakannya disamakan. Proses pemberian konsentrat dikomposisikn sedemikian rupa,  supaya sapi bisa menghasilkan susu yg terbaik.

Remahan wafer (dok.pri)
Remahan wafer (dok.pri)

Peran Koperasi di Desa Berau

Kehadiran koperasi di tengah masyarakat peternak susu sangat terasa manfaatnya. Selain menerima dan menjadi pihak yang menyetor ke pabrik Indo Lacto Pasuruan, koperasi juga menjadi media simpan pinjam peternak susu. Dimana saat mereka membutuhkan sejumlah dana untuk modal, pihak koperasi akan mengusahakan pinjaman.

Koperasi tersebut juga memberikan edukasi kepada para peternak susu. Seperti bagaimana meningkatkan pendapatan dengan memberi informasi seputar cara pengolahan produk berbahan susu. Antara lain membuat yogurt, permen susu, keju serta stik keju.

Peternak sapi selain pendapatannya dari susu juga dari menjual anak sapi dan jual daging sapi. Diharapkan dengan pembelajaran dari koperasi warga masyarakat desa Brau Gunungsari Bumiaji penghidupannya semakin makmur dan sejahtera. 

Mencicip susu segar (dok.pri)
Mencicip susu segar (dok.pri)

Usai kunjungan, kami disuguhi susu segar hangat. Rasanya enak dan yang pasti bisa mengusir hawa dingin yang meliputi desa Brau ini. Alhamdulillah...

Piknik ke Taman Kelinci, Taman Strowberi dan UFO Park

Sambil menunggu waktu sore untuk meluncur ke Desa Brau, kami diberi kesempatan oleh Ali selaku pengelola wisata untuk mengitari Taman Kelinci, Taman Strowberri dan UFO Park. 

Di Taman Kelinci, kami menemui banyak kelinci di kandangnya. Tapi ada juga yang dilepas bebas di lokasi wisata keluarga tersebut. Tidak hanya itu, menurut salah seorang karyawan, pengunjung juga bisa membeli paket makan yang dijual seharga lima ribu rupiah.

Di Taman Kelinci (dok.pri)
Di Taman Kelinci (dok.pri)

Di Taman kelinci, juga ada spot-spot indah untuk narsis pengunjung. Seperti bunga tumpah, juga jembatan cantik yang menghubungkan Taman Kelinci dan Taman Strowberi.

Bunga tumpah (dok.pri)
Bunga tumpah (dok.pri)

Sayangnya saat kami kesana, kebun Stroberi belum berbuah. Namun jangan berkecil hati karena setiap sudut taman ini terlihat segar dengan aneka bunga. Jadilah kami menikmati view nya dengan hati bahagia. 

Selanjutnya dengan berjalan kaki kami menuju ke UFO Park. Ketiga tempat wisata keluarga ini berdekatan di Desa Pandesari, Tanjungrejo, Pujon. UFO Park adalah wisata terbaru yang menampilkan beberapa makhluk angkasa luar dan pesawatnya. 

Terdapat kafe dan resort untuk para pengunjung. Tapi karena masih belum rampung pembangunannya jadi belum maksimal. Untuk HTM Taman Kelinci plus Taman Strowberi 20 ribu, sedangkan UFO Park HTM 10 ribu.

UFO Park (dok.Endrita)
UFO Park (dok.Endrita)

Nah usai ke tiga tempat wisata tersebut kami lanjut ke Desa Brau seperti yang sudah diceritakan diawal. Intinya kunjungan Bolang membuat fresh pikiran kami dan juga tentu saja mendapat wawasan tentang edukasi perah susu, termasuk melihat kandang sapi serta pernak perniknya juga mencicip susu segar. Sangat berkesan banget kunjungan ini dan next kemana lagi yaa...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun