Mohon tunggu...
Nyimas Hilmiyati
Nyimas Hilmiyati Mohon Tunggu... Penerjemah - Selalu bersyukur

seorang ibu rumah tangga dengan 6 orang anak yang sudah gemar menulis sejak di bangku sekolah dasar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perkecil Ruang Gerak Pengidap Kleptomania

16 September 2019   00:10 Diperbarui: 17 September 2019   18:25 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kata kleptomania ini masih terdengar asing di masyarakat awam, sedangkan dalam praktiknya seringkali dapat kita jumpai.

Misalnya berita tentang tertangkapnya seorang anak kecil yang mencuri sebatang coklat di sebuah pusat perbelanjaan, setelah diusut ternyata anak yang mencuri itu hanya ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang di lingkungannya.

Terkadang bila ditilik dari perekonomian orangtuanya, mungkin untuk membeli selusin batang coklat sekaliguspun pun ia mampu. Dan kriminalitas yang kerap terjadi di sekolah adalah adanya seorang anak sekolah yang senantiasa membongkar tas teman sekelasnya demi mengambil sesuatu dan uangnya pun selalu dipergunakan untuk jajan di kantin.

Menurut artikata.com Kleptomania adalah kelainan jiwa berupa keinginan hendak mencuri yang tidak dapat ditahan-tahan (compulsive theft) sekalipun barang curian itu tidak berharga atau tidak berguna sama sekali. 

Sedangkan bila hasil yang dicuri digunakan untuk memenuhi kebutuhan disebut sebagai tindak kriminal murni atau kata lain dari pencuri biasa.

Ada kejadian menarik tentang kleptomania ini semasa saya masih kanak-kanak. Saya yang terkenal supel karena memiliki banyak teman, baik teman di sekolah maupun teman sepermainan di rumah. Keceriaan kami sedikit terusik tatkala, hampir semua teman sepermainan saya mengeluh bahwa benda kesayangannya telah hilang.

Yah, ini bukan sekali dua kejadian serupa terjadi. Bermacam-macam benda yang hilang, mulai dari dompet kecil, pensil, boneka, jam tangan sampai ada yang kehilangan satu benda yang agak pribadi lainnya yaitu (maaf) celana dalam baru dipakai satu kali. Tentu hal ini sangat mengganggu kualitas pertemanan kami bukan.

Sayapun mengingat-ingat, ternyata sebulan yang lalu Sayapun pernah kehilangan sejumlah aksesoris rambut yang dibelikan ibu. Saya anggap hal itu biasa dan saya tidak menggubrisnya, karena pada saat itu, Saya berpikir pasti terselip di suatu tempat. 

Karena ruangan di rumah orangtua Saya terbilang lumayan banyak. Dan sayapun memiliki saudara perempuan lainnya, mungkin juga salah satu dari mereka ada yang meminjamnya. 

Kami bertujuh adalah teman bermain yang sangat akrab. Kamipun secara bergantian bermain di rumah teman sepermainan. Akan tetapi ada dua teman kami yang tidak mau mengajak kami berlima main ke rumahnya. Mereka berdua bukan bersaudara tapi memiliki alasan yang sama-sama menolak kehadiran kami dirumahnya. 

Sebut saja Ziah (bukan nama samaran), beralasan karena rumahnya belum dibersihkan alias kotor dan lucu lagi temanku satunya Tuti (juga nama samaran) hanya memperkenankan kami bermain di depan pagar rumahnya saja. Karena pada masa kanak-kanak itu masa yang indah, semua alasan kedua teman tadi masih terasa asyik-asyik saja. Tapi suatu hari tanpa disengaja, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun