Mohon tunggu...
Nyi Ai Tita
Nyi Ai Tita Mohon Tunggu... Guru - Guru suasta

Berakit rakit ke hulu berenang renang ke tepian bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isra Mi'raj

12 Maret 2021   06:30 Diperbarui: 12 Maret 2021   07:17 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isra Miraj

Kata Isra Mikraj sudah tak asing ditelingaku dan mungkin ditelinga yang lainnya juga terutama bagi yang beragama Islam. Kata ini sudah melekat.

Hal ini membuatku teringat masa kecil di kampung. Bapak ibuku selalu siap-siap untuk memperingati peristiwa tersebut,  sebulan  sebelum acara peringatan dimulai.

Aku sebagai anak merasa senang karena bisa ikut membantu ibuku membuat olahan makanan yang akan disajikan pada waktu acara berlangsung. Makanan tesebut tentunya berupa makanan yang bisa tahan lama.

Makanan kampung yang bisa tahan lama untuk disajikan pada peringatan isra miraj yaitu berupa wajit ketan dan wajit angleng, opak, raginang dan lain-lain sebagai makanan ciri khas di kampung.

Aku merasa senang karena membuat makanan tersebut bisa sampai larut malam bersama ibu. Terkadang ibuku dibantu oleh tetangga dekat untuk mengolah makanan tersebut.

Ketika aku nimbrung membuat olahan di malam hari sambil mencuil untuk coba dimakan. Waaah enaknya bukan main makanan tradisional yang sehat dan asli tersebut.

Sambil ngobrol diantara mereka sudah punya bagian-bagiannya atau job. ada yang membakar olahan dengan api dari bahan bakarnya kayu dan bambu, ada yang marud kelapa, ada yang mengocek, ada juga yang membungkus. Pokoknya seru sekali waktu kecilku, membantu ibu menyiapkan olahan buat acara isra mikraj.

Secara tidak langsung orangtuaku mengajarkan bahwa ada peristiwa penting dalam tahun Islam. Peringatan  yang selalu dikenang dan mungkin ada hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut.

Namun pada waktu itu, aku hanya bisa merasakan senengnya saja dan belum tahu makna yang sebenarnya dari peristiwa penting tersebut.

Saya baru paham, bahwa orangtuaku secara tidak langsung mengajarkan banyak hal dalam memperingati peristiwa  isra miraj tersebut.
1. orangtuaku mengajarkan untuk menumbuhkan rasa cinta pada ajaran Islam, cinta akan Rabbnya, cinta akan Nabinya, cinta akan ajarannya.
2. Orangtuaku mengajarkan bagaimana ketika menjalin kerjasaama dengan tetangga. Mulai dari mengadakan musyawarah, saling bantu, saling menyayangi walau tidak ada hubungan darah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun