Mohon tunggu...
Indonesia Nyepur
Indonesia Nyepur Mohon Tunggu... profesional -

Masyarakat Pecinta Kereta Api Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tantangan Ide Cemerlang untuk Meramaikan LRT Palembang

25 Februari 2019   08:04 Diperbarui: 25 Februari 2019   08:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13 Stasiun secantik ini telah menghiasi Palembang. Diperlukan peran aktif masyarakat untuk meramaikan LRT di Palembang. (foto: Detik)

Kita sering membaca berita yang pesimis tentang belum ramainya LRT di Palembang, hal yang sebenarnya tidak pada tempatnya kita pesimis. Baru saja semalam kita mendengarkan Pidato Calon Presiden 01 Joko Widodo dalam visi misinya yang menyampaikan optimisme Indonesia Maju.

Bila kita melihat dalam kaca mata yang optimis, LRT Palembang justru menjadi tantangan buat kita agar pemerintah daerah dan masyarakat Palembang berlomba-lomba menjadikan moda transportasi modern ini menjadi ramai. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam menyikapi kondisi ini.

LRT yang saat ini baru di bangun pada satu koridor Bandara - Jakararing, dari usulan awal empat koridor, tentu menjadi hal / budaya baru utuk membiasakan masyarakat menggunakannya.

Beberapa waktu lalu mantan gubernur Palembang Alex Noerdin pernah menyampaikan "Dimanapun di dunia ini, ketika membangun fasilitas umum maka pemerintah berkewajiban mensubsidi transportasi publik tersebut."

Dia juga mengusulkan agar semua stasiun LRT bisa dikomersialkan, juga tiang-tiang LRT yang jumlahnya mencapai 886 tiang, bisa di branding dengan kerjasama dengan pihak sponsor.

Cara lain yang bisa dilakukan dalam jangka panjang adalah pembuatan Transit oriented development (TOD) di stasiun-stasiun yang memungkinkan itu bisa memperkecil subsidi.

Sedangkan cara yang sekarang bisa dilakukan dalam jangka panjang adalah mengeksplore potensi-potensi yang bisa menjadi daya tarik di 13 stasiun yang ada. Pihak Dinas Pariwisata mungkin bisa bekerja sama dengan Dinas Perhubungan atau Operator LRT untuk membuat study pengembangan potensi, atau pencatatan potensi yang mampu menggerakkan orang menggunakan LRT untuk mencapai daerah tujuannya.

Sebagai contoh, di setiap Stasiun mulai dari bandara hingga Jakabaring harus ada peta lokasi kuliner di masing-masing stasiun, peta lokasi toko oleh-oleh, atau obyek menarik yang mungkin layak dikunjungi oleh wisatawan lokal / asing.  

Misalkan orang yang menunggu keberangkatan pesawat lebih dari 2 jam mungkin bisa bergeser sebentar naik LRT ke Jembatan Ampera untuk foto-foto, sebelum balik lagi ke Bandara. Ini hanya contoh kecil dari banyak hal yang bisa dilakukan untuk meramaikan moda transportasi LRT di Palembang.

Apakah ada cara lain? Saya yakin warga Palembang banyak ide, yang mungkin Pemerintah daerah / pihak Operator bisa menjembatani sayembara meramaikan LRT ini.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pembangunan infrastruktur transportasi seperti LRT orientasinya masa depan. Sehingga apa yang terjadi saat ini bukan berarti cerminan bahwa proyek ini tak layak dibangun.

"Maka sesungguhnya kebutuhan-kebutuhan saat ini tentang infrastruktur yang dibangun adalah menghadapi masa-masa itu, masa depan seperti itu. Jangan nanya sekarang ini tidak ada gunanya, bukan begitu. Tapi sekali lagi semua yang persiapkan saat ini untuk menghadapi masa depan yang dibutuhkan, begitu," katanya di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (12/2/2019) lalu.

Moeldoko juga menambahkan "Masyarakat saat ini harus berpikir ke depan. Bukan hanya menyoroti biaya pembangunan yang mahal tetapi bagaimana infrastruktur tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang."

Apakah kalian mempunyai ide untuk meramaikan penggunaan LRT di Palembang? Kita tahu Palembang punya banyak daya tarik yang bisa di ekspos. Saya tantang Anda untuk mengeluarkan ide tersebut!

Jogjakarta, 25 Februari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun