Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memilih Sekolah Anak, Pembentukan Karakter atau Sekedar Gengsi?

2 Juni 2021   12:42 Diperbarui: 3 Juni 2021   06:32 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Ilustrasi pribadi edit by.Canva

Setiap orangtua di dunia ini pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk pendidikan yang berkualitas. Karena pendidikan adalah bekal bagi seorang anak untuk membangun masa depannya. Pendidikan pun harus dimulai sejak dini, demi membangun karakter anak yang berkualitas.

Di era millennial ini, rata-rata orangtua pekerja mempercayakan pendidikan anak-anaknya di berbagai sekolah islam terpadu, dengan harapan karakter anaknya dapat terbentuk dengan baik.

Oleh sebab itu bak jamur di musim hujan, berbagai sekolah islam terpadu hadir dengan berbagai fasilitas dan sarana yang maksimal demi memenuhi impian para orangtua pekerja tersebut.

Meskipun dengan biaya yang relatif mahal, namun sekolah-sekolah ini sangat banyak peminatnya. Bukan hanya dari kalangan menengah ke atas yang menyekolahkan anaknya di tempat seperti ini namun dari masyarakat kalangan menengah pun berupaya menyekolahkan anaknya di tempat tersebut. Biaya sekolah yang mahal tak masalah bagi mereka, kemana pun akan mereka cari karena rezeki itu Allah yang atur. Begitulah pendapat yang pernah saya dengar dari seorang wanita yang menyekolahkan anaknya di salah satu Sekolah Dasar Islam terpadu.

Wanita ini hanya seorang ibu rumah tangga dan suaminya adalah seorang pedagang buah di pasar. Mereka rela meminjam uang di salah satu lembaga finansial demi menyekolahkan anaknya di tempat tersebut, dengan alasan anaknya dapat dididik menjadi anak yang berkualitas dan berkarakter.

Saya pernah berkata pada suaminya yang merupakan teman saya saat SMA, kenapa anaknya tidak sekolah di tempat yang biasa saja, sesuai dengan kondisi keuangan kalian. Dia menjawab, karena untuk mendidik seorang anak itu tidak mudah, butuh waktu dan kesabaran. Apalagi untuk menghapal ayat-ayat Al-Qur'an, takutnya kami sebagai orangtua tidak bisa maksimal melakukannya.

Mendengar pernyataan tersebut, terlintas dipikiran saya bahwa teman saya ini berpendapat bahwa sekolah adalah tempat yang tepat untuk mendidik karakter anak. Padahal jika ditelaah lebih jauh, apalagi di era pandemic ini sekolah dilakukan secara daring, itu artinya kegiatan anak-anak banyak dilakukan dirumah sehingga orangtua berperan lebih besar dalam aktivitas kegiatan sekolah mereka.

Meskipun dalam kondisi sekolah tatap muka pun anak-anak hanya beberapa jam berada di sekolah, sebagian besar waktu mereka justru dihabiskan di rumah. Orangtua lah yang memiliki peluang terbesar mendidik karakter anak-anaknya, bukan guru-guru di sekolah. Guru hanya membantu mengarahkan anak-anak dalam membentuk karakter mereka.

Jika kita perhatikan di tahun ajaran baru, sosial media mulai ramai dengan para orang tau yang share tentang sekolah anak-anaknya. Pada akhirnya sosal media menjadi ajang pamer sekolah, apalagi jika anaknya mampu sekolah di sekolah islam terpadu yang bonafit dan terkenal, mulai deh upload foto anak sana sini.

Sebenarnya semua ini tergantung niat para orangtua masing-masing dalam menyekolahkan anak-anaknya , apakah memang ingin membangun karakter anak, atau melempar tanggung jawab dalam mendidik anak sebagai alasan berbagai kesibukan mereka , ataukah hanya sekedar gengsi jika anak dapat bersekolah di sekolah islam terpadu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun