Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Financial

Produk keuangan PNM, Secercah Harapan di Masa Pandemi

31 Agustus 2020   23:32 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tercapainya kebebasan financial adalah tujuan setiap orang. Kebebasan financial adalah  suatu kondisi dimana kita mampu memenuhi segala kebutuhan hidup, memiliki banyak tabungan atau investasi untuk diri kita sendiri maupun keluarga. Ketika mencapai kebebasan financial, kita memiliki pendapatan yang mengalir terus menerus, sehingga kita tidak lagi memikirkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, akan tetapi lebih kepada meningkatkan kemampuan financial kita ke level yang lebih tinggi.

            Namun ironinya tidak semua orang mampu untuk mencapai level tersebut dikarenakan kebutuhan hidup yang semakin meningkat, melebihi pendapatan yang kita hasilkan. Apalagi di masa pandemic ini yang kenyataannya telah mengganggu tingkat perekonomian Indonesia. Dari tingkat ekonomi menengah ke atas sampai level bawah terpengaruh karena situasi pandemic ini. Untuk masyarakat tingkat ekonomi menengah ke atas, mungkin pandemic ini tidak berpengaruh terlalu besar tapi bagi masyarakat menengah ke bawah kondisi ini sama halnya seperti berjalan diantara berbagai kerikil tajam. Harus dilalui dengan penuh resiko dan kesabaran.

            Semenjak masa pandemic berlangsung , situasi perdagangan Indonesia mulai berubah sehubungan diterapkannya PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ) bahkan ada beberapa kegiatan perdagangan malah diberhentikan demi meminimalisir penyebaran virus corona. Beberapa daerah sampai melakukan lockdown untuk melindungi masyarakatnya dari virus corona. Aparat pemerintah bersama masyarakat berusaha semaksimal mungkin melakukan berbagai tindakan untuk mencegah penyebaran covid-19.

            Tanpa terkecuali Bank Indonesia, sebagai lembaga keuangan tertinggi di Negara ini telah melakukan beberapa upaya potensial . Pada tanggal 31 Maret 2020 lalu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo telah menyampaikan 4 hal terkait langkah Bank Indonesia dalam mengatasi dampak penyebaran covid19, yaitu :

  • Menjaga nilai tukar rupiah bergerak dalam mekanisme pasar yang baik.
  • Dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, BI memperkuat intensitas triple intervention baik secara spot DNDF dan pembelian SBN dari pasar sekunder.
  • BI bersama OJK, industri perbankan, PJSP, dan PJPUR berkomitmen untuk menjaga kelancaran layanan sistem pembayaran dan transaksi keuangan untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi.
  • BI terus melakukan komunikasi dengan investor global dan otoritas moneter di regional agar investor dapat mempertahankan kepercayaannnya dengan Indonesia.
  • BI terus melakukan langkah-langkah memperkuat stabilitas moneter dan pasar keuangan bersama Pemerintah dan OJK. BI bersama Kementrian Keuangan,OJK, dan LPS membentuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan ( KSSK ).

Bagi orang awam sepertiku, kata -- kata stabilitas sistem Keuangan yang disampaikan Pak Pery adalah istilah elite yang mencerminkan keterkaitan berbagai pihak dan departemen yang begitu kompleks, dan pada dasarnya bukanlah kewajiban orang sepertiku untuk memikirkannya. Tapi berdasarkan hasil pengamatanku beberapa bulan setelah pandemic ini menyerang Indonesia dampaknya sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Berbagai UMKM perlahan mulai gulung tikar sehingga terjadi PHK dimana-mana, daya beli masyarakat pun menurun akibat kebijakan Work From Home (WFH).

            Bicara tentang UMKM, ditempat tinggalku yang mayoritas adalah pedagang, dampak pandemic ini benar-benar mempengaruhi derajat kehidupan mereka. Saya tinggal di suatu kecamatan di wilayah kota palembang, yaitu kecamatan seberang ulu I dan kelurahan 7 ulu. Masyarakat di wilayah ini memenuhi kebutuhan sehari-hari mengandalkan hasil dari berdagang. Berbagai macam kuliner khas Palembang dapat ditemukan dengan mudah didaerah ini tapi akibat pandemic banyak pedagang yang terpaksa gulung tikar dan terpaksa mengencangkan perut agar bisa bertahan hidup.

             Hingga suatu ketika angin segar mulai berhembus seiring hadirnya suatu lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman modal bagi para pedagang, namanya Permodalan Nasional Madani (PNM). BUMN yang bergerak dibidang jasa keuangan ini hadir menawarkan produk MEKAR ( Membina Ekonomi Keluarga sejahtera ) produk mekar ini berupa pinjaman modal tanpa agunan untuk para pedagang sekaligus pembinaan terhadap usahanya. Pinjaman awal dimulai dari 2 juta untuk para pedagang di wilayah tersebut. Memang masih minim untuk skala usaha, tapi bagi para pedagang seperti masyarakat sekitarku , kucuran dana pinjaman ini layaknya dewa penyelamat karena pembayaran angsuran ringan dan bisa dilakukan per minggu. Untuk pinjaman 2 juta kita hanya membayar sebesar 50rb per minggu.

              Akhirnya saya pun tertarik dengan produk keuangan dari PNM ini, dan saya mengajukan pinjaman 2 juta untuk memulai usaha sampingan saya yaitu menjual berbagai makanan ringan seperti kue ,puding , pempek, brownies dan lain-lain. Selain itu sisa pinjaman tersebut kugunakan juga untuk berdagang pakaian anak-anak secara online. Awalnya daya beli masih sangat minim , tapi saya tidak patah semangat berbagai inovasi saya lakukan agar masyarakat mau membeli dagangan saya.Setiap minggunya kami para peminjam akan berkumpul dengan para staf dari PNM untuk melaporkan perkembangan manfaat pinjaman modal yang telah PNM kucurkan untuk kami, tapi tentu saja dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.Hingga saat ini dalam sehari saya dapat meraup keuntungan bersih berkisar antara 100-150 ribu. Dan alhamdulillah bukan hanya kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dengan baik akan tetapi saya dapat merencanakan investasi untuk biaya anak saya sekolah.

            Bukan hanya saya yang sangat terbantu dengan produk keuangan dari PNM ini, akan tetapi geliat perdagangan di sekitar tempatku tinggal perlahan tapi pasti mulai membaik, meskipun masa pandemi belum berakhir. 

            Mungkin ini hanya segelintir kisah bagaimana suatu produk keuangan dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan, meskipun masih dalan ruang lingkup yang sangat kecil. 

            Berdasarkan pengalaman yang saya lalui dalam memanfaatkan produk keuangan ini, ada beberapa trik agar pinjaman modal ini dapat bermanfaat dengan baik dan pengembalian pinjaman pun dapat berjalan dengan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun