Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sikap yang Sederhana tapi Berdampak Luar Biasa

31 Desember 2019   10:53 Diperbarui: 31 Desember 2019   10:51 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: budihidajat.com

Budaya antri memang terkesan sepele tapi dari sikap antrian ini dapat menunjukkan karakter seseorang sebenarnya. Tanpa bermaksud untuk membuka aib orang lain tapi hanya berusaha mengambil pembelajaran dari kejadian-kejadian di sekitar kita mengenai budaya antri ini. Mungkin para pembaca sekalian pernah mengalami kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan dari budaya antri ini, misalnya kejadian yang pernah kualami sendiri. Berawal dari sekedar membantu orang tua untuk menjalani bisnis kuliner yang sangat terkenal di kota Palembang, yaitu Pempek. Setiap pulang kerja akan kusempatkan waktu untuk sekedar nongkrong atau membantu adikku melayani para pembeli dikedai pempek milik orang tuaku.

Para pembeli berasal dari bermacam-macam kalangan, dan otomatis memiliki sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda. Tapi untuk kebiasaan menyerobot antrian ini dilakukan oleh beberapa orang yang sama. Setiap mereka datang untuk membeli pempek selalu saja ingin dilayani segera dan tidak perduli orang lain yang sedang mengantri didepan mereka.

Satu kali, bisa kami maklumi karena mungkin memang lagi diburu waktu. Tapi ternyata lama-kelamaan tingkah laku ini terjadi setiap mereka datang untuk membeli. Dan sikap ini tidak bisa ditolerir karena sangat tidak adil bagi pembeli lain. Pada akhirnya dengan nada suara yang sedikit tinggi saya mencoba mengingatkan para pembeli yang sikapnya seperti ini.

Kalau diamati dengan seksama orang-orang yang terbiasa menyerobot antrian seperti ini sebenarnya adalah tipe orang-orang yang tidak memiliki rasa empati dengan orang lain. Yang mereka pikirkan hanyalah kepentingan mereka dan tidak peduli dengan keadaan di sekeliling mereka. Dan saya yakin para pembaca sekalian pasti pernah mengalami kejadian seperti ini.

Artinya budaya antri ini sangatlah lemah di negara kita. Bisa kita lihat di bank-bank atau fasilitas umum lainnya yang menyediakan line khusus untuk antrian padahal sebenarnya ini tidak dibutuhkan jika masyarakat memilki budaya antri yang baik.

Wajar jika negara Jepang lebih mengutamakan pendidikan karakter di sekolah dasar ketimbang nilai akademik mereka. Karena karakter itu sangat penting dalam membentuk masa depan seorang anak. Warga jepang lebih khawatir jika anak-anak mereka tidak mampu mengantri dengan baik ketimbang nilai akademik mereka.

Sangat berbeda di negara kita, dimana para orang tua justru menunjukkan sikap menyerobot orang lain dalam antrian, tanpa rasa malu ataupun peduli dengan orang lain. Jika orang tuanya saja mampu bersikap seperti ini, lalu bagaimana dengan anak-anak mereka. Masih ingatkah dengan pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Orang tua adalah cermin bagi anak-anaknya.

Dari sikap budaya antri yang sederhana ini seharusnya mampu membangun karakter yang luar biasa bagi seseorang. Dari budaya antri ini kita dapat mempelajari beberapa hal :

Kesabaran

Budaya antri mengajarkan kita arti suatu kesabaran. Meskipun kita memilki kepentingan tapi kita harus tetap bersabar menjalaninya dan menunggu waktu giliran kita tiba.

Keikhlasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun