Mohon tunggu...
Affendra Firmansyah
Affendra Firmansyah Mohon Tunggu... -

Journalist, Social Worker, interest to Politic, Management, and Law

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perjalanan Penuh Peluh Menjemput Surganya Semeru

5 September 2018   12:49 Diperbarui: 5 September 2018   12:56 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah mulai kapan hasrat ingin berpetualang di alam pegunungan mengisi rongga-rongga impian di hati. Yang jelas, hasrat tersebut baru bisa teraktuskan di bulan April 2018, saat momen luar biasa terjadi dan membuat berkelana ke alam bebas menjadi satu-satunya cara menyelamatkan pikiran dari depresi berkepanjangan. Itulah pendakian pertama saya. Bukan mendaki Semeru, melainkan mendaki Gunung Pundak di kawasan Pacet, Mojokerto.

Setelah sukses menaklukkan puncak Gunung Pundak dengan ketinggan 1500an mdpl, barulah saya sedikit berani mendaki Gunung Semeru. Memang tujuannya bukan hendak summit di Mahameru, namun hanya sampai Danau Ranu Kumbolo saja. Danau yang disebut-sebut sebagai surganya Gunung Semeru. Berbeda dengan pendakian di Gunung Pundak dimana saya ditemani oleh 6 orang sahabat se-visi hidup, pada pendakian ke Ranu Kumbolo lebih banyak teman menemani perjalanan ini. Mereka adalah Heri, Pras, Faris, Yusob, Ryan, Angie, Fika, Zada, Icha, Putri, Risa dan Via. Total 13 orang yang terbagi menjadi 2 tim pada Simaksinya. Menariknya, 13 orang ini belum pernah sama sekali mendaki Semeru, bahkan hanya Ryan yang sudah sering melakukan pendakian, sedangkan selainnya masih pemula, termasuk saya.

Perjalanan mencicipi surganya Semeru ini kami rencanakan sejak bulan Mei. Sengaja kami rencanakan sejak jauh-jauh hari agar seluruh persiapan benar-benar matang. Kami mencari berbagai informasi baik dari rekanan yang sudah berpengalaman mendaki Semeru hingga berbagai blog yang menceritakan perjalanannya menaklukkan Semeru. Dari informasi tersebut kami mengetahui bahwa medan pendakian menuju danau Ranu Kumbolo cenderung landai bahkan tidak seberat medan pendakian Gunung Pundak. Hanya saja, track pendakiannya lebih panjang. Dalam kondisi normal, dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk sampai ke danau Ranu Kumbolo dari pos perijinan. Coba bandingkan dengan track pendakian Gunung Pundak yang hanya membutuhkan waktu 1,5-2 jam untuk mencapai puncak dari pos perijinan.

Mencari informasi medan pendakian, kondisi alam lokasi camping, hingga akses menuju pos perijinan menjadi hal yang wajib dilakukan sebelum kalian melakukan pendakian. Sebab, dari informasi tersebut kita bisa mempersiapkan peralatan apa saja yang dibutuhkan, mengukur kapasitas fisik, serta mengatur jadwal keberangkatan dan kepulangan. Ibarat perang, bila kalian berangkat tanpa mengetahui informasi apapun tentang medannya, sama saja kalian bunuh diri. Namun, kalau kalian sudah paham bagaimana medan yang akan dihadapi, maka 50% kemenangan sudah kalian genggam.

Berbeda dengan pendakian ke kebanyakan gunung pada umumnya, pendakian Semeru ternyata memiliki regulasi yang lebih ketat. Setiap harinya, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) hanya mengizinkan maksimal 600 pendaki. Selain itu, prosedur perijinan pendakian tidak bisa dilakukan secara on the spot. Para pendaki harus mendaftarkan timnya secara online beserta pembayarannya. Untuk lebih lengkap tata tertib pendakian dan prosedur simaksi online, silahkan kalian klik https://bookingsemeru.bromotenggersemeru.org/.

3 minggu sebelum keberangkatan, kami pun mendaftar Simaksi Online untuk pendakian tanggal 18 -- 20 Juni 2018. Dikarenakan maksimal jumlah anggota tim pendakian hanya 10 orang, maka pendaftaran kami pecah menjadi 2 tim. Tim A dengan saya sendiri sebagai ketua kelompok dan Tim B dengan Pras sebagai ketua kelompok. Hanya untuk administrasi Simaksi saja sih, praktiknya kami ber-13 akan mendaki bersamaan.

Tiba hari H keberangkatan. Untuk menuju Kota Malang, kami sepakat untuk naik kereta api saja. Keberangkatan 13 orang ini kami bagi menjadi 2 meeting point. Saya, Yusob, Heri, Via dan Angie akan akan berangkat dari Stasiun Waru, Sidoarjo pada pukul 05.00. Pras, Faris, Zada, Icha, Putri dan Riza akan berangkat dari Stasiun Sidoarjo Kota pada pukul 05.20. Meski berbeda titik keberangkatan, kami naik di kereta dan gerbong yang sama. Sedangkan Ryan, akan bergabung dengan kami di Stasiun Malang Kota, sebab ia berangkat dari Yogyakarta sehari sebelumnya.

Perjalanan menggunakan kereta api kelas ekonomi dengan harga 12.000 ini memakan waktu kurang dari 2,5 jam. Kami sampai di Stasiun Malang Kota tepat pada pukul 7.20. Beberapa diantara kami ada yang menyempatkan diri untuk sarapan, sebagian lagi ada yang sibuk mencari beberapa perlengkapan yang belum kita bawa seperti tali rafia, foto copy KTP, dan kresek. Sedangkan saya sendiri, tengah sibuk menghubungi armada transportasi kami menuju pos perijinan Ranu Pane. Pada pendakian perdana tersebut, kami sepakat untuk menggunakan jasa transportasi dari ojek gunung. Cek https://www.instagram.com/ojekgunung/?hl=id.

Sebenarnya, kalian bisa menggunakan angkutan umum secara mandiri. Namun, pertimbangan kami saat itu, karena ini pertama kalinya kami mendaki Semeru, agar tidak ribet mencari angkutan umum, sekalian saja kami gunakan jasa transportasi yang bisa menjemput kami dari stasiun menuju pos perijinan Ranu Pane dan mengantarkan kami saat pulang dari Ranu Pane menuju stasiun.

(Review jasa Ojek Gunung dan alternatif angkutan umum dari Malang Kota menuju Ranu Pane akan saya tulis di kisah yang berbeda)

Nah, meskipun paket transportasi yang kami ambil adalah paket Malang Kota -- Ranupane -- Malang Kota, ternyata dari stasiun Malang Kota kami dijemput menggunakan moda angkutan umum dan transit di Tumpang untuk berganti moda transportasi jeep terbuka menuju Ranupane. Hal ini rupanya ada aturan bahwa Jeep tidak boleh mengambil penumpang di Malang Kota. Total waktu tempuh dari stasiun menuju pos perijinan Ranupane selama 2,5 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun