Mohon tunggu...
EsNuwrile Ard Khiyari
EsNuwrile Ard Khiyari Mohon Tunggu... -

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo, Jokowi! Siapa yang Bisa Mendayagunakan Bonus Demografi?

29 Mei 2014   20:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:59 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Momentum pilpres adalah kesempatan emas bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengevaluasi dan merencanakan kinerja pemerintah ke depan yang PRO RAKYAT. 2014 menjadi tahun yang sangat strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas di semua bidang. Persaingan kepentingan yang terselubung rapih di balik dinamika politik yang membumbui kehidupan di Indonesia pun tak bisa dipungkiri. Namun sekarang yang perlu kita lihat diantara dua pasangan calon, siapa yang program ke depannya lebih merakyat, bukan FIGURNYA yang terlihat seakan-akan MERAKYAT.

Indonesia sejak zaman dahulu terkenal dengan negeri yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Namun belum ada pemimpin yang benar-benar dapat mendayagunakannya sebagai kekuatan negeri ini. Nikmat tuhan yang telah dianugerahkan pun belum bisa diolah secara mandiri. Namun kini Indonesia mendapat harapan baru untuk mengoptimalkan SDM. Ya, bonus demografi. Ketika usia produktif lebih besar dari yang non produktif, harapan besar untuk kebangkitan negeri ini pun datang. China mampu menjadi salah satu negara dengan perekonomian terkuat dan hampir menjadi kiblat bagi negara lain dikarenakan para pemimpinnya terdahulu telah merencanakan dengan matang untuk memanfa'atkan bonus demografi sehingga sekarang mereka dapat menikmatinya. Sekarang pertanyaannya, mampukah pemimpin Indonesia sekarang mendayagunakan bonus demografi tersebut?pelajarilah visi misi mereka, siapa yang memiliki perencanaan yang bagus di sektor pendidikan, beliau lah yang kemungkinan besar dapat mendayagunakan bonus demografi yang konon katanya hanya datang sekali dalam rentang perjalanan suatu negara.

Pendidikan di Indonesia saat ini masih jauh dari kata cukup dikarenakan arahnya yang masih simpang siur. Terlalu banyak bumbu kepentingan politik yang memberikan rasa pahit pendidikan Indonesia. Padahal hanya pendidikan lah yang mampu mengentaskan kemiskinan dan mengoptimalkan bonus demografi yang akan berdampak positif bagi semua sektor khususnya sektor ekonomi. Terlalu banyak orang hanyut dengan fakta bahwa 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan. Lebih dari setengahnya mengalir untuk gaji para guru, pegawai, dan yang terkait di bidang pendidikan dan hanya beberapa yang sampai di sekolah-sekolah untuk memberikan fasilitas yang memadai untuk pengembangan pendidikan. Pendidikan Indonesia butuh pemimpin yang berani menganggarkan 20% bahkan lebih yang murni hanya untuk fasilitas pengembangan pendidikan dan pengetahuan sebagai langkah awal membenahi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Sedangkan untuk gaji guru dan pegawai harus dipisahkan dari anggaran pendidikan. Negara-negara maju telah melakukannya, Indonesia kapan?

Harapan saya kepada para pasangan calon presiden dan wakil presiden, hendaklah mereka dengan tegas menyatakan sanggup merealisasikan peningkatan kualitas pendidikan. Buatlah perencanaan yang baik untuk sektor ini dengan memperhatikan tripusat pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan lingkungan sebagai pondasi pendidikan di negeri ini. Dayagunakanlah bonus demografi yang akan kita rasakan yang kelak membuat anak-cucu kita dapat menikmati jerih payah pendahulunya. Jangan sampai intervensi asing membuat Indonesia kembali melemah. Utamakanlah kearifan lokal sebagai identitas. Maju terus para pejuang dan pengabdi untuk negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun