Mohon tunggu...
Ayyu ulinnuuha
Ayyu ulinnuuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kompetensi yang Sebaiknya Dikembangkan dalam Pendidikan Agama Islam

8 Desember 2021   20:25 Diperbarui: 8 Desember 2021   20:27 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Afektif meliputi sikap, minat, konsep diri dan nilai yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Afektif juga merupakan kompetensi yang sangat penting dikembangkan dalam pendidikan agama Islam. 

Dalam Al-Qur'an semua hal sudah diatur mulai dari cara menjaga kesehatan, kebersihan, sikap, dan lain-lain. Allah juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad merupakan suri tauladan yang baik. Yang dapat kita jadikan tendensi dalam bersikap kepada diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Sesuai dengan pepatah Arab yang berupa Al-adabu fauqo al-'ilmi yaitu tata krama itu lebih tinggi dari pada ilmu. 

Dalam pendidikan, guru perlu menanamkan sikap-sikap terpuji sesuai ajaran agama Islam seperti membiasakan berdoa sebelum melakukan sesuatu, disiplin, bersyukur jika mendapatkan nikmat, selalu berkata jujur, sabar jika mendapatkan cobaan, saling membantu, selalu menghormati dan menghargai orang lain meskipun berbeda suku, bahasa, budaya, dan agama, dan lain-lain. 

Guru juga perlu mengajarkan konsep an-nazhofatu min al-iman yaitu kebersihan sebagian dari iman. Yang mana guru membiasakan siswa untuk selalu menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum dan seduah makan, bersiwak/menggosok gigi, berpakaian rapi, bersih, dan harum, dan lain-lain.

Termasuk dalam mengembangkan kompetensi afektif adalah guru juga perlu mengembangkan minat siswa. Minat disini meliputi perasaan senang, ketertarikan, penerimaan dan keterlibatan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran. 

Oleh karena itu, guru harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran. Contohnya dalam mengajarkan materi sejarah islam, guru bisa berinovasi dengan menampilkan video animasi tentang sejarah islam agar siswa tidak merasa bosan dan menjadi lebih tertarik. Guru juga bisa menggunakan metode bermain peran agar siswa dapat memahami materi sejarah islam dengan baik. 

3. Psikomotorik

Kompetensi psikomotorik merupakan wujud nyata dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Psikomotorik meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. 

Keterampilan akan berkembang berdasarkan jarak, kecepatan, ketepatan, teknik dan cara pelaksanaannya. Jika siswa mampu menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam kompetensi kognitif dan kompetensi afektif maka kompetensi psikomotorik siswa dapat dikatakan sudah berkembang.

Dalam pendidikan agama islam, guru perlu melatih aspek keterampilan keagamaan siswa. Contohnya seperti membiasakan siswa melakukan sholat fardhu dan sholat dhuha secara berjama'ah di sekolah disertai dengan membaca doa setelah sholat yang telah dipelajari dalam ranah kognitifnya. 

Kemudian membiasakan menggunakan pakaian yang bersih, rapih dan harum saat hendak melaksanakan sholat serta sholat di awal waktu seperti yang telah dipelajari dalam ranah afektifnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun