Mohon tunggu...
Nuty Laraswaty
Nuty Laraswaty Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer , penulis konten

owner my own law firm,bravoglobalteam founder,trainer network marketing, trading, speaker in radio program( heartline fm - gaya fm) and multiply seminars,mc

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Orang Kaya Baru" Saat Imajinasi Dibawa ke Dunia Khayalan

29 Januari 2019   14:54 Diperbarui: 29 Januari 2019   16:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: properti visinema

Namun menarik juga mengetahui, bahwa ternyata Joko Anwar menulis skenario ini, didasari keinginan masa kecilnya yang berandai-andai menjadi orang kaya, yang bebas melakukan apa saja.

Cuma yang tadi itu,peran yang diberikan kurang "tengil" jika hendak menggambarkan kebebasan keuangan yang baru didapatkan.

Serta jika mahasiswa sebuah perguruan tinggi, masa sih tidak tergelitik sedikitpun bagi mereka untuk mencari tahu lebih jauh mengenai wasiat dan juga orang-orang baru yang mendadak muncul dalam kehidupan mereka , seperti pengacara dan lain-lain.

Apakah tidak lebih tepat jika digambarkan, semua anak-anak masih duduk di bangku kelas sekolah menengah ke bawah?

Nah , kalau ini baru dapat, karena tentunya pada usia ini, masih culun-culunnya dan sang Ibu karena terlalu banyak kejadian yang menimpa dirinya , memang bisa jadi tidak sempat lagi mencari tahu lebih lanjut mengenai wasiat dari almarhum suaminya.

Namun apalah artinya pengandai-andaian saya. 

Namun secara garis besar , cukuplah jalan cerita ini membuat saya tertawa terbahak-bahak.

Satu lagi yang menarik adalah dalam film ini terdapat suatu pesan yang mengena bagi kehidupan milenial jaman sekarang, yaitu kurangnya masa-masa erat, bercengkrama sesama keluarga di jaman milenial ini. Kesibukan masing-masing untuk dapat mengikuti tuntutan semu pergaulan sosial, membuat sebuah keluarga yang tadinya seolah memiliki waktu untuk saling berinteraksi di meja makan, mendadak hilang lenyap tak berbekas.

Tuntutan untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pergaulan sosial , lebih penting.

Menjadi viral, terkenal dan memberikan cerita yang terbaru dan tergokil untuk ditonton oleh teman-teman semu , ternyata berubah menjadi prioritas nomor satu, jika dibandingkan dengan keeratan dan kebersamaan sebagai keluarga di dunia nyata.

Seolah hendak menohok kenyataan pahit ini, film Orang Kaya baru pun hadir untuk mengingatkan para penontonnya. Namun saya disini kok agak nyengir sedikit. Mungkin kah pesan ini dapat sampai kepada penonton?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun