Mohon tunggu...
Nuty Laraswaty
Nuty Laraswaty Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer , penulis konten

owner my own law firm,bravoglobalteam founder,trainer network marketing, trading, speaker in radio program( heartline fm - gaya fm) and multiply seminars,mc

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Berkesempatan Menonton "Keluarga Cemara" di JAFF ke-13

3 Desember 2018   09:52 Diperbarui: 3 Desember 2018   23:34 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parameter penilaian film

Banyak teman-teman saya yang suka bertanya, "Apa sih enaknya menonton awal sebuah film, sebelum diputar serentak di bioskop pada umumnya?"

Bahkan banyak pula yang mempertanyakan, penilaian yang kita berikan akan sebuah film yang telah ditonton, hingga parameter tolok ukur yang digunakan.

Setiap orang akan mempunyai tolok ukur masing-masing, sehingga menjawab pertanyaan tersebut saya hanya tersenyum dan menjawab, "tolok ukur saya adalah film tersebut memberikan kesan seperti apa pada diri saya, sebelum, saat hingga setelah film selesai diputar."

Kesan tentunya berbeda bagi masing-masing individu, berdasarkan latar belakang 

Kilas balik terlebih dahulu.

Waktu masih pagi, saat saya mendapatkan pers rilis, bahwa Keluarga Cemara, yang merupakan karya Yandy Laurens, mendapatkan kehormatan menjadi film yang diputar pada acara pembukaan JAFF atau Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-13.

Saya masih ingat, saat itu saya tersenyum dan mengingat balik film serial teve Keluarga Cemara yang pernah dahulu saya tonton, dengan pemainnya sebagai Abah adalah Adi Kurdi. Film itu cukup berkesan. 

Kemudian saya teringat lagi, pernah membaca tulisan Arswendo Atmowiloto mengenai Keluarga Cemara ini di majalah Hai. Saya teringat, tulisan tersebut sangat berkesan juga.

Bagi saya saat itu terkagum-kagum akan kekuatan tekad dan sosok Abah yang dengan gagah menaungi keluarganya di saat kesulitan keuangan menerpa.

Berkat tulisan Keluarga Cemara, sayapun jadi senang membaca karya Arwendo Atmowiloto yang lain termuat dalam majalah Hai. Benar-benar rugi, jika melewatkan satu saja tulisan karya Arwendo Atmowiloko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun