Mohon tunggu...
Nuty Laraswaty
Nuty Laraswaty Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer , penulis konten

owner my own law firm,bravoglobalteam founder,trainer network marketing, trading, speaker in radio program( heartline fm - gaya fm) and multiply seminars,mc

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Benyamin Biang Kerok, Pengabdi Setan, dan Warkop di Era "Kids Zaman Now"

5 April 2018   23:51 Diperbarui: 30 Maret 2021   12:26 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak yang menyayangkan, kurang pas nya pemain dalam memerankan tokoh yang dihidupkan kembali ini. Mereka sangat ingin, siapapun aktor tersebut, harus menyerupai persis Benyamin Sueb, mulai dari perawakannya, gayanya dan bahkan ada yang menginginkan orang asli Betawi sendirilah yang memerankan Benyamin Sueb.

" Jadi bisa dikatakan film Benyamin Biang Kerok rilis baru dengan modifikasi amatlah tidak sesuai dengan harapan penggemar alm. Benyamin Sueb, netizen, komunitas dan pengamat film Indonesia "

2. Munculnya gugatan dari penulis naskah asli Benyamin Biang Kerok ,Syamsul Fuad kepada pihak Falcon Pictures.

HariFilmNasional yang jatuh pada tanggal 30 Maret , juga diperingati dengan sangat meriah oleh netizen, komunitas dan pengamat film Indonesia . Banyak postingan bertemakan memeriahkan HariFilmNasional muncul bertebaran di media sosial , dan banyak pula kesempatan untuk menonton film-film Indonesia diselenggarakan oleh banyak pihak. Salah satu yang menarik perhatian adalah pada pemutaran Vintage Film Festival , dengan pemutaran film perdana film horor Pengabdi Setan, yang dirilis tahun 1980 . Film Pengabdi Setandibuat ulang di tahun 2017 oleh Joko Anwar dan sukses besar disambut oleh netizen, komunitas dan pengamat film Indonesia.

Jadi mengapa dan apakah penyebab adanya perbedaan reaksi dari film remake Benyamin Biang Kerok dengan Pengabdi Setan?

Apabila diperhatikan lebih dalam lagi, kita dapat melihat telah terjadi perubahan pola selera tontonan untuk Film Indonesia. 

Semenjak kebangkitan Film Indonesia di awal tahun 2000-an, banyak adegan demi adegan yang "dimaafkan" oleh netizen, komunitas dan pengamat film Indonesia sebelum awal kebangkitan Film Indonesia , maka sejak mulai awal tahun 2000-an banyak menjadi sorotan tajam dan menuai  kritik yang teramat keras . 

Di era ini hingga sekarang , mulai banyak yang kritis pada tontonan yang disajikan di layar lebar. 

Sempat terbentuk pula "Komunitas-komunitas Film yang Bagus", komunitas mengkhususkan diri untuk menghakimi film-film Indonesia yang menampilkan pornografi.  Banyak film yang mendapat lampu merah , bahkan film Joko Anwar dan Hanung Bramantyo sendiripun pernah juga mendapat lampu merah . 

Mereka juga sempat aktif melakukan protes keras kepada Badan Sensor Indonesia hingga menjadi pendukung keras film-film bernuansa Islami . Namun kemudian perlahan gaung komunitas-komunitas semacam inipun berkurang dan berubah wujud muncul melalui postingan media sosial lainnya.

Mengikuti jaman, merekapun berkumpul melalui grup-grup percakapan seperti telegram, wa dan lain-lain sejenis. Bahkan jika mau mengikuti era trend, saat ini, komunitas ini terkumpul aktif dalam kolam data ,dan  siap digerakkan apabila perlu. Namun tingkat keberhasilan sukses tidaknya digerakkan itu, masih perlu proses lebih panjang lagi, meskipun tidak tertutup kemungkinan jika kondisi politik mendukung , maka yang mereka lakukan dapat berjalan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun