Ketika membuka jangan langsung tancap gas, jangan pula langsung menakut-nakutin peserta. Intinya, di pembukaan kita harus mampu menghipnotis peserta, meyakinkan mereka bahwa materi yang akan kita sampaikan ini berguna banget bagi hidup mereka.
Saya biasanya mengawali dengan berkisah tentang kejadian kongrit yang terkait dengan materi yang akan saya sampaikan. Misalnya, kita hendak menyampaikan materi tentang pentingnya kejujuran. Maka bisa berkisah tentang resiko jika orang tidak jujur, atau nilai positif jika orang jujur. Banyak banget kisahnya dalam hidup sehari-hari. Di akhir presentasi saya biasanya membuat rangkuman umum. memberi penegasan untuk satu atau dua point kuat yang menurut saya representatif dari keseluruhan materi.
d. Memilih point dengan tepat/representatif
Jangan menampilkan terlalu banyak isi materi di layar presentasi. Cukup hal-hal penting. Memilih point-point yang dianggap penting untuk didiskusikan lebih lanjut dengan audience. Kalau terlalu banyak nanti menyulitkan penerima pesan untuk menangkap inti materi.
e. Selingi presentasi dengan humor.
Proses transfer pengetahuan lebih mudah terjadi jika peserta didik berada dalam suasana rileks, tanpa tekanan. Maka menurut saya humor penting untuk mencairkan suasana. Tentu jangan asal humor, sebaiknya masih ada kaitan dengan materi.
Menurut penelitian, daya ingat seseorang terbatas. Seseorang bahkan hanya mampu konsentrasi di sepuluh menit pertama. Bayangkan saja jika alokasi yang diberikan kepada kita 1 jam, maka 50 menit lainnya kemungkinan konsentrasi pendengar sudah mulai menurun. Maka untuk menyegarkan otak perlu humor-humor tertentu. Selain itu, jangan monotn, sesekali mengajak peserta didik untuk bertanya.
d. Jangan membelakangi Audience (Audiens)
Biasanya ketika sedang presentasi fokus kita terbagi; menghadap ke layar dan audience. Sebaiknya lebih sering menghadap audience. Karena ini mengirim pesan penghargaan kita kepada mereka. Dan kontak terjalin. Tetapi jika kita melakukan presentasi sambil membelakangi audience akan memberikan pesan kalau kita kurang persiapan dan kurang menghargai mereka.
e. Ciptakan pembelajaran yang komunikatif
Saat ini model pembelajaran yang tepat adalah student center learning. Peserta didik harus menjadi pusat. Guru/dosen adalah fasilitator. Saatnya pendidik meninggalkan gaya lama, gaya bank yang menempatkan pendidik sebagai pusat, sementara peserta didik pasif.