Mohon tunggu...
Nurwendo Haricahyadi
Nurwendo Haricahyadi Mohon Tunggu... Dosen - Anak Kolong Yang Gemar Menulis

1. Ketua DPP KNPI 1996-1999 2. Ketua PP Generasi Muda FKPPI 1998-2001 3. Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Generasi Muda FKPPI 2008-2018 4. Anggota DPR/MPR RI 1997-2002 5. Dosen 1984-Sekarang 6. Penulis Buku 2020-Sekarang 7. Penulis Di UC We Media 2017-2020

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Batu Merah Delima

1 Oktober 2021   11:06 Diperbarui: 1 Oktober 2021   11:22 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumen pribadi 

Di tahun 1982, saat itu saya masih menjadi seorang mahasiswa UI yang berkampus di jalan Salemba, Jakarta Pusat.

Perjalanan dari rumah ke kampus UI Salemba, saya biasa
menggunakan kendaraan umum. Dari rumah tinggal saya di kompleks Militer TNI-AD
Cijantung 2, untuk sampai ke kampus UI di jalan Salemba maka saya harus menggunakan kendaraan umum Oplet/Mikrolet sampai di Cililitan kemudian menggunakan biskota PPD No 40 yang melewati kampus UI Salemba.

Selain itu, saya bisa menggunakan angkutan omprengan (angkutan umum berplat hitam) dari depan kompleks saya sampai di Kampung Melayu lalu berganti dengan angkutan umum Mikrolet M-01 yang melewati kampus UI Salemba.

Pulang dari kampus UI Salemba ke rumah, sesekali saya naik Mikrolet M-01 dan turun di depan Pasar Jatinegara kemudian lanjut dengan omprengan hingga sampai depan kompleks rumah saya.

Namun saat transit di depan Pasar Jatinegara, sesekali saya tidak buru buru naik omprengan dan menyempatkan liat liat penjual kaki lima di pinggir jalan sepanjang depan Pasar Jatinegara.

Di tahun 1982 itulah saya sempat membeli sebuah batu cincin di lapak kaki lima. Batu
berwarna merah dengan ukuran tak terlalu besar, sangat menarik perhatian saya.

Harganya saat itu 1500 rupiah dan cukup mahal untuk ukuran harga pada waktu itu. Batu
cincin itu kemudian lebih banyak tersimpan daripada saya pakai di jari saya.


Waktu pun terus berjalan hingga di tahun 2015 ketika Indonesia dilanda badai booming batu akik. Saat itu saya belum tertarik dengan dunia perbatuan. 

Suatu hari, saya dikunjungi oleh seorang kawan yang banyak tahu tentang berbagai jenis batu akik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun