Mohon tunggu...
Nur Wahdah Maulidyah
Nur Wahdah Maulidyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030085 Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA

Penikmat anime Jepang yang sedang tergila-gila dengan seorang idol Korea

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya Fenomena Flexing: Nyata atau Dusta?

12 Maret 2023   20:00 Diperbarui: 12 Maret 2023   20:15 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Freepik.com

Pamer kekayaan di media sosial belum tentu beneran kaya di dunia nyata.

Kamu pasti pernah melihat temanmu atau influencer pamer kekayaan di media sosial? Nah apa yang kamu rasakan saat lihat postingan itu? Apakah merasa iri, tidak suka, atau malah senang dan terinspirasi?

Menjadi kaya dan terkenal seringkali erat kaitannya dengan kata pamer. Di media sosial, kita sering mendengar hal ini disebut sebagai flexing. Di era sekarang, kita membagikan hampir segalanya ke media sosial. Kenapa sih kita merasa perlu untuk membagikan kekayaan yang kita miliki?

Banyak riset menunjukkan hal ini berasal dari perilaku manusia. Sejak zaman dulu, kita berusaha menunjukkan kalau diri kita lebih baik daripada orang lain. Ini merupakan naluri alamiah untuk mendapatkan status di komunitas tempat kita berada mencari pasangan untuk berkembang biak dan sebagainya. 

Sekarang semuanya dilakukan di era digital khususnya di media sosial, kita membagikan soal mobil yang baru saja kita beli, liburan mewah ke luar negeri, dan sebagainya. Namun ketika dilakukan dengan sembrono, hal ini malah berdampak buruk. Orang lain mungkin akan merasa cemburu iri atau perasaan negatif lainnya.

Artis seringkali dicemooh karena tidak peka atas perbedaan hidupnya dengan orang biasa, misalnya saat Ellen DeGeneres mengatakan kalau dia menjalani karantina di mansion miliknya tapi serasa di penjara. 

Bukan hanya oleh artis, hal ini juga bisa dialami oleh kita. Misalnya saat perusahaan sedang melakukan efisiensi dan mengurangi karyawan, tapi CEOnya masih sibuk posting kehidupan mewahnya di media sosial. Tentu saja hal ini dianggap tidak peka dan akan memicu kemarahan banyak orang.

Memang tidak bisa dipungkiri konten soal flexing itu sangat laku. Kamu pasti sering lihat ada video yang isinya si content creator membeli semua barang yang ada di toko atau berjalan ke toko dengan mata tertutup dan membeli apapun yang disentuh. 

Jika menghabiskan uang dalam jumlah banyak dipertontonkan oleh para artis, sekarang kamu bisa melihat selebgram melakukan hal yang sama. Konten ini tidak hanya untuk meningkatkan populeritas si selebgram tapi juga status sosialnya. Namun di sisi lain, hal ini bisa mendorong perilaku negatif dari penonton.

Pada dasarnya kita pasti pernah mengidolakan seseorang, entah itu artis, tokoh yang berpengaruh, dan sebagainya. Kini idola tersebut juga bisa para influencer dan selebgram. 

Efeknya kita jadi ingin melakukan apa yang mereka lakukan atau membeli produk yang mereka pakai. Kita ibaratnya ingin memiliki hidup seperti yang dijalani oleh si selebgram, namun hal ini bisa berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun