Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Siang Dipendam, Malam Balas Dendam, Tanya Kenapa?

2 Mei 2020   06:44 Diperbarui: 2 Mei 2020   07:00 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun super duper menyebalkan, coronavirus ini tetap ada faedah dan hikmahnya, kok. Salah satunya, tentu saja, "memaksa" kita untuk menjalankan ibadah Ramadhan ini secara sederhana, minimalis, dan serba basic. Terutama, dalam hal pilihan menu buka. 

Bila di puasa-puasa sebelumnya, tidak sedikit dari kita yang 'bar-bar' tatkala buka puasa, khususon tahun ini, owww, tidak bisa. Banyak restoran, kafe, dan tempat makan fine dining yang kudu tutup. Mematuhi himbauan pemerintah. 

Apalagi Ketika kota/daerah sudah dinyatakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Yo wis, say good bye deh, untuk makan-makan mevvah dengan menu sepuasnya.

Saya jadi ingat dengan kredo "Siang Dipendam, Malam Balas Dendam". Ini adalah copywriting dari iklan brand rokok yang membidik anak muda sebagai target market.

"Siang Dipendam, Malam Balas Dendam, Tanya Kenapa?"

Persinya gitu diksi yang ditampilkan. Konsep iklan ini out of the box banget. Jadi, di billboard (atau baliho sih?) ada perbedaan penampakan. Ketika pagi hari, tampilan balihonya adalah piring-mangkok yang kosong melompong. Trus, ketika malam mulai menjelang, alat-alat makan tadi langsung BERUBAH! Yang tadinya zonk, jadi berisi aneka penganan yang menggugah selera. Ini permainan cahaya dan kecerdasan kreator iklannya!

Ternyata, iklan ini (sekitar tahun 2005) yang muncul di sejumlah billboard, sukses memantik kontroversi tersendiri di kalangan masyarakat Surabaya.

Banyak yang mempertanyakan, kenapa bikin iklan yang menyinggung kaum muslimin? Menghina esensi ibadah puasa? Dan sebagainya dan seterusnya. Padahal, kalau dirunut secara jeli, iklan ini BUKAN mengkritik syariat puasa. Melainkan menyindir para pelaku puasa yang sering belanja dan makan 'kagak ada aturan' setelah bedug Maghrib berkumandang.

Well, beginilah "penyakit" yang kerap menyergap kita di bulan Ramadhan. Ketika puasa, bener-bener deh, itu nafsu dipendam habis-habisan. Ketika adzan Maghrib berkumandang? Dooooh, kayaknya semua isi dunia mau dijejel-jejelin ke dalam perut! Hahaha.

No wonder, banyak orang yang justru makin menggenduuuut abis puasa Ramadhan. Nggak usah jauh-jauh deh, contoh manusianya. **ambil kaca, lihat bayangan di cermin** *elus-elus perut*

dokpri
dokpri
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun