Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengeksplorasi San Francisco Amerika Serikat, tanpa Tersandera Rasa Pegal

29 Desember 2017   10:43 Diperbarui: 11 Januari 2018   12:17 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi... yeah," faktor U" (alias Umur) nggak bisa bohong. Saya ini emak-emak in my 30'sjadi ya wajar lah kalau badan sering dilanda pegal dan nyeri lantaran harus jalan, plus menopang beban tatkala traveling.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Beberapa kali, saya sodorkan Geliga Krim ke 2 travel-mate saya yang baik hati, sedikit alay dan sangat helpful plus asyik diajak nge-trip. Mereka pun mengoleskan ke beberapa bagian yang rentan dilanda kram. Aroma Geliga Krim ini mint yang sangat kekinian dan tidak meninggalkan bekas di baju. Super-yay untuk jadi soulmate dalam kehidupan sehari-hari, maupun tatkala kita traveling ke berbagai penjuru bumi.

***

"Astaghfirullaaaahh....! Kakiku kraaaaam....... "

Di malam yang gelap gulita, saya terpekik perlahan. Nggak boleh jerit-jerit manja. Nggak enak sama travel mateyang sedang lelap dalam tidur.

Saya kebagian bed di bagian atas. Yeah, gara-gara keasyikan mengeksplor sekujur San Francisco, jadinya saya check indi USA Hostel jam 10 malam.  Ranjang bagian bawah sudah dihuni perempuan asal  Jerman dan Washington Amerika.

Tahu sendiri kan... tidur di bunk bed(apalagi bagian atas) kalau nggak terbiasa bisa menerbitkan "siksaan" tersendiri. Prosesi naik tangga (dan harus pelan-pelan banget, supaya tidak mengganggu room-mate), plus ada perasaan takut jatuh alias nggelundungkarena pas tidur, polah saya nggak keruan.

Perasaan ini yang pada akhirnya membuat kaki terserang kram. Saya nyalakan senter pada smartphone, kubuka sling bag.... dan voila! Alhamdulillah..... "harta berharga" siap memberikan kehangatan dan rasa "All is Well"pada sekujur kaki.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya balurkan Geliga Krim dan pijat kaki secara perlahan. Sambil berkontemplasi sekaligus merapal doa, dan mengingat-ingat betapa Maha Baik... Tuhan yang telah memperjalankan saya sampai sejauh ini. 

Benua Amerika adalah mimpi yang tadinya terasa sangaaaaat jauh. Sangat mustahil untuk bisa saya gapai. Bertahun-tahun saya menabung, berhemat, menyusun resolusi untuk bisa menginjakkan kaki di sana, tapi.... Aduhai! Browsing harga tiket pesawat, akomodasi, plus nilai tukar USD, sungguh bikin saya meringis bercampur tangis. Belum lagi, visanya! 2 juta lebih booo. Itupun belum tentu approved. Dan kalau pihak Konsulat Jenderal AS memutuskan untuk me-reject visa, maka duit 2 juta yang sudah kita bayarkan bakal hangus. Pedih.

Sungguh saya bersyukur... keberangkatan ke Amerika ini untuk biaya tiket pesawat (Indonesia -- Singapura -- San Francisco PP) dan visa ditanggung oleh Google! Saya hanya perlu menyediakan anggaran untuk extend(atas keinginan dan rencana sendiri) selama 3 hari. Ya itu tadi, 5 juta saja. Berulang-ulang, saya tersungkur dalam sujud panjang, sebuah kado teramat indah, yang saya terima jelang penghujung 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun