Mohon tunggu...
nurul wn
nurul wn Mohon Tunggu... Teacher /PNS -

Life must be beneficial to the people. Before not able to do anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tas Kresek Ohh.. Tas Kresek

7 April 2016   23:02 Diperbarui: 7 April 2016   23:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa bulan  terakhir ini kita dihebohkan oleh tindakan beberapa supermarket dan minimarket yang ada di lingkungan sekitar kita. Kehebohan itu bahkan menjadi perbincangan yang sangat menarik di sosmed akhir-akhir ini. Hal ini dipicu oleh tindakan peritel untuk menjual tas plastik yang berlogo supermarketnya, kepada para konsumennya setianya. 

Beberapa konsumen pasti kaget donk. Biasanya kita mendapatkannya dengan gratis sekarang disuruh beli. Gubrak!! begitu kira-kira bunyi detak jantung para konsumen. Kecewa ? Tentu banyak konsumen yang kecewa. Ngedumel ? Wah so pasti  ,padahal  harganya tidak  mahal  sama sekali loh cuma  Rp. 200,00 saja untuk satu tas kresek. Akan tetapi mereka tetap saja tidak rela alias tidak ikhlas disuruh membelinya. Dan rasa kecewapun berujung sampai rumah, bahkan rame-rame pasang status kekesalannya itu di medsos. coment pro kontra pun bermunculan di statusnya. 

Untuk mencari tahu siapa yang salah tentu harus mencari dulu akar rumputnya. Pemberlakukan itu tentu ada alasannya bagi para peritel. Tingginya presentasi sampah anorganik yang berbahan dasar plastik yang susah terurai inilah yang mendorong peritel untuk meminimalisir penggunakan kantong plastik,sebagai bentuk tanggung jawabnya  untuk menanggulangi dampak penggunaan plastik terhadap pengelolaan sampah oleh produsen, yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 , Pasal 15 Tahun 2008 tentang Tanggung Jawab Produsen (Extended Producer Responsibility/EPR). 

 "Disamping itu pemerintahpun sebenarnya selalu mendorong kepada produsen untuk ikut berperan serta aktif mengurangi penggunaan sampah plastik ini. Akan tetapi tentu tidak  mudah membuat produsen mau beralih menggunakan biodegradable plastic atau plastik yang mudah terurai secara alami. Berbagai faktor, di antaranya, persoalan teknologi dan harga, menjadi kendala produsen beralih ke plastik ramah lingkungan," kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) R Sudirman di sela-sela dialog Penanganan Sampah Plastik di Jakarta.

Beberapa peritel sebenarnya ada yang sudah lama menghilangkan penggunaan kantong plastik ini. Dan menggantinya dengan kardus yang berbahan dasar karton dan kantong-kantong kertas. Bahkan ada yang sama sekali tidak menyediakan kantong kresek ini dan tidak pula menyuruh membelinya. Nah, kalau sudah begini mau nggak mau pembeli harus rela langsung bawa kereta dorong yang membawa belanjaannya ke dalam mobilnya. Itu kalau membawa mobil pribadi kalau membawa gojek bagaimana ? 

Hal yang dilakukan oleh produsen itu sebenarnya bentuk dari penyadaran kepada masyarakat dan mensosialisasikan secara transparan tentang pengurangan penggunaan sampah plastik. Walaupun pertama-tama banyak orang yang kecewa dan ngedumel, akan tetapi  lama-lama mereka akan terbiasa untuk membawa tas belanja sendiri dari rumah. 

Seperti yang dilakukan oleh nenek-nenek kita tempo dulu. Selalu membawa tas keranjang untuk pergi ke pasar. Nah, tidak ada salahnya kan kalau kita menyiapkan kantong belanja yang ramah lingkungan  itu dari rumah, sebelum kita bersiap-siap untuk belanja bulanan. Atau kita bisa juga membeli kantong-kantong belanja yang lebih keren-keren di online shop dan dari  berbagai merk dan berbagai warna dan tentu saja lebih elegant .

Untuk mensosialisasikan penggunaan kantong-kantong belanja yang ramah lingkungan itu , tentu saja kita butuh peran pemerintah yang lebih nyata di masyarakat. Baik melalui iklan -iklan televisi ,radio maupun pamflet-pamflet di tempat-tempat umum. Karena itu bisa menjadi peringatan buat masyarakat untuk selalu membawa kantong belanja yang ramah lingkungan di dalam mobil dan tas kerjannya. 

Sehingga masyarkat tidak dibuat syok oleh kebijakan para peritel dan produsen dalam rangka membantu mengurangi limbah plastik. Dan sedikit demi sedikit masyarakat akan mengalami perubahan sosial dalam tatanan kehidupan. Atau bisa jadi kembali ke masa lalu yang lebih ramah lingkungan. Dengan harapan  mulia tidak lagi berebut tas kresek lagi.

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun