Dunia Industri film Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu aspek yang mencolok dari industri ini adalah dominasi bioskop sebagai platform utama untuk menayangkan film-film lokal/Indonesia.
Fenomena ini menunjukkan adanya hegemoni industri bioskop terhadap film Indonesia, yang mempengaruhi cara film diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi oleh penonton.
Meski pada masa pandemi Industri Bioskop terancam eksistensinya, namun pasca pandemi, dunia industri bioskop kembali 'berjingkrang' dalam mempengaruhi keberadaan film lokal yang membawa lebih banyak misi nilai-nilai budaya bangsa.Â
Di sini saya akan menggali bagaimana bioskop menjadi dominator utama dalam industri film Indonesia, tantangan serta dampaknya terhadap keberagaman karya sinematik di tanah air.Â
1. Peran Bioskop dalam Ekosistem Film Indonesia
Bioskop sebagai ruang komersial bagi pemutaran film memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi industri film Indonesia.
Sejak era 1980-an, bioskop telah menjadi tempat utama bagi penonton untuk menikmati film-film Indonesia.
Keberadaan bioskop juga berperan dalam mendongkrak angka penjualan tiket dan memberikan kesempatan bagi produser film untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Tetapi, dominasi bioskop ini tidak datang tanpa tantangan. Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ada pergeseran konsumsi film dengan hadirnya platform streaming digital, bioskop tetap mempertahankan posisinya sebagai andalan distribusi film Indonesia.
Hal ini terjadi karena bioskop dianggap memiliki daya tarik tersendiri bagi penonton, terutama untuk film dengan skala besar yang membutuhkan pengalaman visual dan audio yang lebih maksimal.
Bagaimanapun, menonton film di gedung bioskop akan lebih puas dengan visual dan audio dolby stereo-suround yang menggelegar.