Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Penjara

16 November 2022   07:23 Diperbarui: 21 November 2022   22:15 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www.mstar.com.my

Mbah Narto (60 th) dijebloskan ke dalam penjara dengan proses pengadilan yang timpang. 

Pria kurus itu diseret ke pengadilan gegara mencuri sebungkus beras di sebuah mini market, demi memberi makan cucunya yang masih kecil. Tanpa daya kekuatan apapun, akhirnya kehidupan di dalam penjara pun ia jalani.

***

Didorong sipir ke dalam penjara, Mbah Narto pun terjatuh.

"Riiieettt,...Jedarrr! " Suara derit pintul penjara yang ditutup dengan keras itu menjadi awal kehidupan Mbah Narto di dalam jeruji besi.

Mbah Narto duduk di pojok ruang penjara termenung ketakutan, dan air matanya pun meleleh di pipinya. 

Pikirannya melayang membayangkan Anto, cucunya yang baru berumur 5 tahun, Cucu satu-satunya yang ditinggal kedua orang tuanya merantau ke kota besar untuk bekerja. Dan kini Anto tinggal berdua bersama neneknya.

Fikiran Mbah Narto berkecamuk. Batinnya merintih, dan perasaannya tercabik-cabik.

"Anto cucuku, bagaimana nasibmu, nak..., makanmu bagimana? Tidurmu bagaimana? Kakekmu sekarang hidup di tempat seperti ini....", rintih Mbah Narto.

"Sudah, nggak usah sedih! Ini semua gara-gara kelakuanmu!," Kata Sipir penjara membentak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun