Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Banda, The Dark Forgotten Trail": Film Dokumenter Naik Kelas?

17 Agustus 2017   13:25 Diperbarui: 18 Agustus 2017   13:41 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: http://hiburan.metrotvnews.com

Visualisasi film Banda ini saya yakin paling kaya visual di antara film-film dokumenter yang lain. Keberanian Jay Subyakto (Sutradara) untuk keluar dari frameaturan main (rule of the game) film dokumenter as usual, patut kita akui sebagai sebuah terobosan (breaktrough) dalam duni film dokumenter. Dengan konsep pengambilan gambar yang sebebas-bebasnya, dari anglemanapun dan sekaya-kayanya Beauty Scene (Shot), membuat film ini sangat kaya visual, meskipun mengharuskan Produser merogoh koceknya lebih dalam untuk menggunakan multi-cameradan alat-alat pendukung lainnya. Jay mencoba untuk menempuh jalan cara bertutur dalam film dokumenter ini dengan memperkaya visual, dramatis, dan menyentuh.

Konsep dan keberanian ini ditangkap oleh Ipung Rahmat Syaiful (Penata Kamera) yang mengambil stock shot sebanyak-banyaknya untuk memperkaya visual, baik visual eksterior, interior, lanskap (dengan drone), bahkan under water. Karena memang Banda ini kaya akan keindahan dan eksotis dengan banyaknya heritagepeninggalan sejarah yang ada. Sheila Thimoty sebagai Produser pun mengamini konsep ini,  maka lengkaplah sudah sebagai ramuan visual yang menarik. Ramuan ini tentu tidak meninggalkan Penata Musik (Indra Parkasa Lie) dan Penata Suara (M. Yusuf Patawari), serta Antonius Budi Santoso sebagai Penata Artistik. Tanpa peran serta mereka dalam sebuah karya kolektif, Film Banda tak jadi apa-apa.  

Saya kira perspektif-perspektif ini yang penting dalam membedah film dokumenter Benda: The Dark Forgotten Trail. Saya akui, bahwa film ini sangat meng-inspirasi teman-teman film maker, dan sekaligus menjadi pilihan bagi para penikmat film. Momen ini yang saya kira pas untuk mengatakan bahwa film dokumenter telah naik kelas.

Kini dunia film dokumenter telah terbuka luas dalam konsep dan penggarapannya. Bisa dengan pendekatan apapun bebas untuk mengeksplorasi sebuah obyek film semenarik mungkin. Karena menurut saya, kreatifitas adalah ladang luas dengan berjuta pilihan. Bergantung kita, berani mengambil resiko atau diam hanya menjadi penonton! *** 

Semoga bermanfaat.

Referensi: 1 dan 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun