Mohon tunggu...
Nurul Mifta Fauzi
Nurul Mifta Fauzi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Bermakna di Masa Pandemi Covid-19

14 November 2020   17:30 Diperbarui: 14 November 2020   17:34 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep belajar jarak jauh yang dilakukan di rumah belum sepenuhnya mudah dipraktikkan baik oleh guru maupun siswa. Banyak para orang tua siswa yang mengeluhkan tugas-tugas yang diberikan guru kepada anak-anak mereka secara daring. Karena banyaknya tugas yang diberikan setiap harinya, justru membuat anak stres.

kemungkinan besar, para guru memahami pembelajaran yang dilakukan secara daring adalah dengan memberikan tugas-tugas secara online dan pengumpulannya pun online. Alhasil para orang tua dan siswa mengeluhkan kondisi tersebut. Guru mungkin banyak yang gagal paham dengan maksud belajar dari rumah secara daring. Padahal maksud belajar dari rumah merupakan memberikan aktivitas belajar dengan rutin kepada siswa, dengan tujuan agar tetap terbiasa belajar meskipun dengan kondisi serba terbatas.

Berdasarkan laporan, banyak para orang tua dan siswa mengeluhkan banyaknya  tugas yang diberikan guru. Hal ini terjadi karena semua guru bidang studi memberikan tugas yang dikerjakan dengan waktu lebih dari 1 jam. Akibatnya, terjadi penumpukan tugas yang justru memberatkan siswa. Hal ini berdampak buruk pada penurunan imun pada tubuh anak karena membuat siswa merasa tertekan dan kelelahan.

Dengan munculnya permasalahan belajar pada siswa ini, maka  perlunya melakukan edukasi kepada para guru dan pihak sekolah terkait kebijakan belajar daring. Seharusnya ada petunjuk teknis seperti apa pelaksanaan belajar di rumah dengan metode daring. Misalnya konsep belajar daring dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa harus terukur waktu mengerjakannya maksimal 30 menit, tidak boleh lebih. Jika tugas tersebut dalam bentuk soal, maka guru juga harus mengukur berapa soal yang diberikan dalam tempo waktu yang sesuai.

Para guru juga disarankan ketika memberikan tugas jangan selalu dalam bentuk soal, namun juga bisa berupa penugasan yang menyenangkan. Misalnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia anak di minta memahami dan membacakan isi cerita anak yang mendidik dan menghibur. Contohnya, kisah antara kelinci dan kura-kura, kisah seekor semut yang balas budi, kisah anak gembala yang nakal,cerita topan anak yang rajin dan lain-lain. Kemudian siswa menceritakan kembali isi dari cerita yang telah dibacanya tersebut dan di vidio.

Atau bisa juga siswa diminta membuat sebuah karya yang diciptakannya sendiri misalnya, berupa puisi. Kemudian siswa membacakan puisi karyanya tersebut dengan lafal dan intonasi yang lepat. Bentuk penugasan lainya seperti memahami wacana lisan tentang berita. Siswa diminta untuk mendengarkan rekaman berita dari televisi atau radio, setelah itu siswa menyimpulkan isi dari berita tersebut.

Guru juga bisa memberikan penugasan lainnya yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis. Siswa menulis surat pribadi untuk sahabat atau teman sebayanya tentang pengalaman atau cita-cita.

Ada beberapa media pembelajaran berbasis teknologi yang mudah digunakan dan dapat menjadi pilihan sebagai alat komunikasi selama belajar dari rumah di antaranya google drive, google classroom, Edmodo, email dan media video conference (webex, zoom, google meet, whats app, telegram). Untuk mengevaluasi belajar siswa guru dapat menilai hasil dari tugas yang dikerjakan.

Dengan menerapkan model penugasan seperti yang dicontohkan diatas diharapkan dapat mengasah rasa ingin tahu siswa sehingga menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.

Peran orang tua sangat lah penting dalam kegiatan belajar di rumah. Namun, tanggung jawab guru tetap berjalan untuk memastikan peserta didik belajar dan mengikuti intruksi dari jarak jauh. Diskusi yang dilakukan antara orang tua dan anak dalam belajar dapat menguatkan ikatan sosial keluarga.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun