Mohon tunggu...
Humaniora

Ketika "Emosi" Berkembang

20 September 2018   13:47 Diperbarui: 20 September 2018   13:54 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana rasanya di saat anda yang tenpa sengaja mengamati sekumpulan anak kecil yang lagi enak-enaknya bermain dan tertawa bersama?. Pastinya anda merasa iri melihat mereka yang tanpa beban bisa tertawa maupun bermain.

Anda pula akan mengingat masa-masa kecil seperti itu dan ingin kembali ke masa-masa kecil tersebut ( anak yang belum berfikir secara kongkret dan egosentris).

Tanpa sadar, disaat anda mengamati mereka -anak bermain dan tertawa-  anda akan tersenyum sendiri seperti anda mendapat pesan yang membahagiakan dari seorang kekasih melaluai handpone. Tanpa sadar pula, bayangan kita mengikuti merikuti mereka dan kita juga senang melihat mereka asik bermain dan tertawa sesama teman sebayanya. 

Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Hal tersebut terjadi karena semua manusia mempunyai emosi. 

Bagaimana emosi tersebut bisa muncul dalam diri setiap manusia?. Berikut, mengulas sedikit, kenapa sebuah emosi bisa muncul dalam diri manusia dan kapan emosi terjafi?

Sebelum membahas hal tersebut, mari kita  mengenal emosi itu sendiri apa. Menurut Santrock (2009) emosi adalah perasaan atau efek, terjadi ketika sesorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi penting baginya. Jadi, emosi timbul disaat seseorang dalam suatu kedaan sadar maupun tidak sadar  yang sedang terlibat dalam suatu interaksi secara langsung. 

Emosi tidak sekedar perasaan marah . Dewasa ini, kebanyakan orang beranggapan bahwasannya emosi adalah sutu persaan marah yang terjadi dalam diri seseorang.  Seperti halanya kata "tersulut emosi" dalam kata tersebut memberikan makna emosi dalam konteks negatif. Nyatanya, adapula emosi dalam konteks positif, seperti perasaan senang, gembira dan rasa syukur akan nikmat. 

Menurut ahli terkemuka Michael Lewis (2007.2008) dalam Santrock (2009), membedakan antara emosi primer dan emosi sadar. Emosi primer merupakan emosi yang muncul pada enam bulan pertama perkembangan bayi manusia ( persaan rasa terkejut, tertarik, gembira marah, sedih,takut dan rasa jijik(. Emosi primer dimiliki oleh semua manusia dan hewan. Sedangkan emosi sadar dalam klasifikasi Michael Lewis perasaan yang timbul memwrlukan kesadaran diri dan melibatkan kesadaran dan rasa "Aku" -terbentuk disaat diri kita mulai melayani diri kita-. Emosi sadar meliputi perasaan cemburu, empati, malu, bangga, menyesal dan rasa bersalah.

Ketika emosi tumbuh dalam diri kita, maka kita bisa menyikapi emosi  dengan baik, dan kita pula dapat menggunakan emosi yang positif disaat kita sedang berkomunikasi dengan orang lain. Tanpa memiliki emosi, berarti kita memiliki kelainan dalam diri kita. Seperti halnya bayi yang baru lahir haruslah menangis, karena emosi tangisan tersebut menandakan bayi dapat berkomunikasi dengan dunia mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun