Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ada Apa dengan Kompasiana?

27 Februari 2020   10:01 Diperbarui: 27 Februari 2020   13:26 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Pengelolaan bisnis media dan user generated content/pixabay

Sebagian dikembalikan lagi kepada Kompasianer dan sebagian lainnya untuk meningkatkan mutu layanan melalui research, pengembangan produk, termasuk di dalamnya product maintenance dan biaya sewa layanan cloud computing yang membutuhkan biaya tidak sedikit.

Trus, kondisi bisnis Kompasiana sekarang bagaimana?

Dalam catatan "Tahun ke-11 dan Berkompromi dengan 'Value Proposition'" akhir tahun lalu, disampaikan bahwa Kompasiana mengalami pertumbuhan yang cukup baik dari sisi keterbacaan (pageviews), jumlah konten dan member baru. Ini adalah pencapaian tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Selaras dengan pertumbuhan produk, bisnis Kompasiana pada 2019 lalu juga tumbuh cukup baik. Bahkan, Kompasiana memasuki tahap break event point (BEP). Suatu pencapaian yang dinanti-nantikan dalam satu dekade terakhir.

Pencapaian di atas berkat kerja keras banyak pihak termasuk Kompasianer. Tidak bisa dikesampingkan pula peran dan usaha keras para pendahulu (baca: founders) sehingga Kompasiana memiliki pondasi yang kokoh untuk bertahan dan terus tumbuh menjadi platform blog terbesar di kawasan.

Last but not least, performa produk yang baik juga harus diimbangi dengan performa bisnis yang baik sehingga dapat memberikan manfaat dan pelayanan yang baik kepada konsumen.

Satu hal lagi yang perlu menjadi catatan bersama adalah dalam pengelolaan produk dan bisnis di era digital seperti sekarang ini sangatlah dinamis dan cepat. Jarang sekali satu model bisnis bertahan dalam kurun waktu yang lama.

Bisa jadi, salah satu sumber pendapatan yang saat ini berasal dari pemasangan iklan---direct atau programmatic---bisa berubah ke model bisnis yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun