Kuhentikan  langkahku ketika beberapa lembaran merah berjatuhan. Dan kudengar seruan panik dari seseorang.
"Arghhhhh.......uangku !", teriak seorang ibu yang tengah membonceng anak laki-laki kecilnya. Â
Spontan ibu itu mengerem motornya mendadak. Sampai-sampai tubuh putranya tersentak ke belakang. Untung saja tangan mungilnya segera bergerak memeluk pinggang lebar ibunya. Kalau tidak,  pasti sudah terjatuh tubuh mungil itu.  Untung pula  jalanan sepi. Di samping kiri kanan dikelilingi sawah.Â
"Maaf sayang....uang ibu jatuh ", katanya. " Kamu tunggu di sini ya, biar ibu ambil dulu !"Â
Segera ibu itu melangkah ke arah dimana uangnya terjatuh tadi. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada kendaraan yang lewat.Â
" Heh, ngapain kamu berhenti, ayo buruan beraksi !", seru debu padaku.Â
Perlahan kepalaku menggeleng.Â
"Dasar cemen kamu, aku ingin lihat bagaimana serunya kalau lembaran itu terbang saat ibu itu mau mengambilnya ", desak debu.Â
" Ogah  !", tegasku.Â
" Alah kemarin aja kamu suka iseng nerbangin rok pendek si cewek-cewek centil, kenapa sekarang jadi sok baik begitu !", ledek debu.Â