Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Janji Setia

15 Oktober 2022   15:45 Diperbarui: 15 Oktober 2022   15:47 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :  pinterest/pin

Saat aku mengaduh. Pedulimu selalu merengkuh. Saat aku bersedih. Hadirmu yang mengakhiri. Saat aku menangis. Lembut kamu usap dengan jemari. Saat aku terpuruk. Kamu siap untuk menghibur. 

Sekarang kamu pergi. Kamu bilang tak ingin buat aku sedih. Mana bisa kayak begini ? Aku sakit tanpa kamu di sini. Aku bagai burung dengan satu sayap. Tak bisa terbang jauh, mengepak pun susah. 

Baca juga: Janji di Bangku Tua

Aku pergi untuk kembali. Tak lama, sekejab saja untuk meraih mimpi. Janji, itu katamu sebelum pergi. Lalu kecupan lembut mendarat di pipi. Wait for me, honey !, bisikmu mesra sekali.

Sepuluh purnama terlewati. Tak ada angin membawa berita. Tak ada wa, apalagi video call. Apa kamu lupa ? Janji setia yang terucap, tidakkah kamu tepati ? 

Begitulah bibir manis manusia. Berharap padanya sering kali dapatkan luka. Apa kamu juga sama ? Hatiku ingin menolak. Tapi faktanya ?

Hingga ketika hari itu tiba. Oktober malam, hari ke enam belas. Sesalku karena telah berburuk sangka. Kamu datang membawa angin surga. "Aku putus kamu sebagai pacar, aku pinta kamu sebagai teman......teman hidup selamanya, belahan jiwa, mama dari putra putri kita". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun